Ads 468x60px

Monday, September 19, 2011

Menilai Kejujuran

Apakah Anda orang yang jujur? Begitu tanya teman saya sewaktu dalam perjalanan pulang ke rumah di tengah malam yang sepi.

Sudah barang tentu akan sangat sulit menjawab pertanyaan yang demikian itu. Apalagi untuk menilai kejujuran pada diri kita sendiri. (Lha iyalah, tar disangka sok jujur dan bisa mengarah pada riya lagi…). Namun demikian, untuk menilai apakah kita orang jujur sangat mudah sekali. Mo tahu caranya?

Coba anda keluar pada tengah malam dan kendarai kendaraan anda apa saja, mo motor kek, mobil kek, atau sepeda (asal jangan becak aja, sebab udah ga boleh beredar di DKI). Nah, setelah sampai di persimpangan jalan yang biasanya ada traffic light (lampu lalulintas tuh), pas saat lampu sedang berwarna merah, apa yang akan anda lakukan? Menerobos lampu merah? Ingat, saat itu keadaan sangat sepi. Gak ada pak polisi yang kerjaan nilang doang, gak ada orang lalu lalang menyeberang jalan. Jalan begitu kosong melompong, tapi lampu lalulintas tengah berwarna merah. Sekali lagi apa yang akan anda lakukan?

Jika anda tetap patuh pada peraturan lalulintas, tidak menerobos lampu merah walau keadaan jalan sangat sepi, saya berani menjamin bahwa anda adalah orang yang jujur, yang sangat taat pada peraturan. Jika masyarakat Jakarta bersikap seperti anda, insya Allah indikator kebaikan sudah di depan mata.

“Hoi, bego amat sih lu. Udah jalan aja terobos tuh lampu merah. Kan gak ada polisi, gak ada orang nyebrang jalan. Tolol amat sih luh!” tiba-tiba teman yang membonceng saya berkata demikian……

Kemudian saya terobos saja lampu merah itu. Saya pikir, bodoh amat sih saya ini. Lha wong keadaan jalan lagi sepi di malam itu, mengapa saya harus berhenti cuma karena lampu lalu lintas berwarna merah. Akhirnya, ngeeengggg…….. suara motor saya menderu.

0 comments: