Ads 468x60px

Saturday, November 5, 2011

Bila Hadir Rasa Cinta, Jadikan Ia Cinta Yang Membawa Kita Ke Surga

Jatuh ….yang tak mengundang orang simpati ialah jatuh cinta.CINTA adalah fitrah dan karunia ILLAHI.Tidak ada siapapun yang dapat melarikan diri daripada mencintai dan dicintai.Namun demikian , puncak CINTA……..ada orang masuk surga karena CINTA dan tak sedikit orang yang di hujam ke neraka gara-gara CINTA.CINTA yang bagaimana yang bisa membawa seseorang ke surga?

CINTA yang dialirkan oleh ALLAH kedalam hati, itulah CINTA yang benar, suci lagi murni.CINTA yang bukan diukur ikut pandangan mata,tapi ikut pandangan ALLAH.Ia ada karena ALLAH dan CINTA diberipun untuk dapat keridhoan ALLAH.CINTA begini tiada batasannya.Tidak pula kenal jenis kelamin dan kedudukan.Dan CINTA lahir hasil dari samaCINTA pada ALLAH.

CINTA ynag sesungguhnya ini bisa berlaku pada lelaki dan lelaki,perempuan dengan perempuan,lelaki dengan perempuan,antara murid dengan guru,suami dengan istri,sahabat dengan sahabat,rakyat dengan pemimoin, antara umat dengan Nabinya dan yang paling tinggi antara hamba dengan TUHANNYA.

CINTA KARENA ALLAH

Kalau berlaku antara lelaki dan perempuan yang tidak diikat oleh perkawinan , mereka tak akan memerlukan untuk berjumpa,berbicara atau melakukan apa saja yang bertebntangan dengan kemauan ALLAH.

CINTA mereka tidak akan tercela oleh nafsu birahi.Sebaliknya CINTA itu adalah tautan hati yang berlaku walaupun tak pernah berjumpa atau baru kenal tapi hati rasa sayang dan rindu.Hati sedih kalau orang yang kita cintai ditimpa susah,senangkalau yang dicintai itu senang.Sanggup susah dan korbankan diriuntuk senangkan orang yang dicintai.

CINTA yang begini diceritakan dalam hadist, yaitu seorang lelaki yang bertemu dan berpisah dengan sahabatnya karena ALLAH maka mereka akan mendapat perlindungan ‘ARSY ALLAHdipadang mahsyar nanti,hari dimnan masing-masing orang mengharap sangat lindungan dari matahari yang sejengkal saja dari kepala.

Kalau bertlaku antara suami istri , maka istri akan meletakkan seluruh ketaatan pada suami,hormat dan melayani suami tanpa jemu.Baik ketika suami tunjukkan sayang atau ketika suami marah-marah.Baik ketika suami kaya atau miskin ,atau suami kawin lagi , CINTA istri pada suami tidaka akan terbagi.

Karena CINTANYA pada suami datang dari ALLAH hasil ketaqwaan istri.Biarpun datangtopan badai,melanda rumah tangga,istri tetap memberikan CINTAnya yang utuh dan teguh.

Begitu juga suami , CINTA pada istri tidak pandang itu istri tua atau muda.Terpatri pada hatinya.Selagi istri taat pada ALLAH,istri tetap dikasihinya.Kalau dia ada empat istri,tentulah istri-istri akan bertanya -tanya , istri yang manakah yang paling dicintai oleh suami?Kalau CINTA itu bersumber dari ALLAH , tentu istri yang paling bertaqwalah yang paling dicintai oleh suami lebih dari istri-istri yang lain.

CINTA ALLAH YANG UTAMA

Sumber CINTA yang datang dari ALLAH akan meletakkan ALLAHyang paling tinggi dan utama.Bila berlaku perseteruan antara CINTA ALLAH dengan CINTA pada makhluk maka CINTA ALLAH dimenangkan.

Misalkan seorang istri yang CINTA pada suaminya.Tiba-tiba suami melarang istri melakukan ketaatan pada ALLAH, dalam hal menutup aurat, padahal tutup aurat itu ALLAH wajibkan.Maka kecintaan pada ALLAH itu akan mendorong nya untuk tetap malaksanakan perintah-NYA walaupun suami tidak suka ataupun harus kehilangan suami.

Sanggup dilakukan sebagai pengorbanan CINTAnya pada ALLAH.Sebaliknya kalau dia turut kemauan suami artinya kata CINTA pada ALLAH hanya pura-pura,CINTAnya bukan lagi bersumber kan ALLAH tapi datang dari nafsu.

CINTA yang datang dari ALLAH menyebabakan seseorang cukup takut untuk melanggar perintah ALLAH yang kecil ,apalagi yang besar.Seseorang yang sudah dapat mencintai ALLAH ,CINTA ynag lain jadi kecil dan rendah baginya.

Sejarah menceritakan kisah CINTA Zulaikha terhadap Nabi Yusuf.Sewaktu Zulaikha dibelenggu oleh CINTA nafsu yang berkobar-kobar pada Nabi Yusuf , dia sanggup hendak menduakan suaminya ,yang seorang menteri.

Ketika Nabi Yusuf menolak keinginannya, ditariknya baju Nabi Yusuf hingga terkoyak.Akibat dari peristiwa itu ,Nabi Yusuf masuk penjara.Tinggalah Zulaikha memendam rindu CINTANYA kepada Yusuf.

Penderitaan CINTA yang ditanggungb oleh Zulaikha menyebabakandia berubah dari seorang perempuan yang cantik menjadi perempuan tua yang tidak cantik lagi.Matanya banyak menangis terkenangkan Yusuf,hartanya habis dibagi-bagikan karena Yusuf.Sehingga datanglah belas kasihan dari ALLAH terhadapnya.Lalu ALLAH mewahyukan agar Nabi Yusuf mengawini Zulaikha setelah ALLAH mengembalikan kesehatan dan kecantikannya.

Peliknya , ketika Zulaikha mengenal ALLAH,datanglah CINTAnya pada ALLAH sehingga waktunya lebih banyak di habiskan untuk bermunajat dengan ALLAH dalam ibadah dan dzikir.

Begitulah betapa CINTA yang dulunya datang dari nafsu dapat dipadamkan bila kenal dan CINTA pada ALLAH.CINTA ALLAH adalah CINTA taraf tinggi.Puncak CINTA ini ialah pertemuan yang indah dan penuh rindu di surga yang dipenuhi kenikmatan.

CINTA pada ALLAH akan lahir pada orang yang mengenal ALLAH.Karena CINTA lahir ada penyebanya.Kalau wanita CINTA pada lelaki karena kayanya,baiknya , tampan, dan sebagainya dan lelaki CINTA wanita jarena cantik,baik ,lemah lembut dan sebagainya maka bagi mereka yang berakal akan merasa lebih patut dicurahkan rasa CINTA pada ALLAH karena segala kenikmatan itu datangnya dari ALLAH.

Ibu bapak ,suami istri, sahabat, handai taulan dan siapa yang mengasihi dan mencintai kita , hakekatnya semuanya datang dari ALLAH.Kebaikan ,kemewhan dan kecintaan yang diberikan itupun atas rahmat dan belas kasih dari ALLAH pada kita.Sehingga ALLAH izinkan makhluk-NYA yang lain CINTA pada kita.

ALLAH yang menciptakan kita makhluk-NYA , kemudian diberinya kita berbagai nikmat seperti sehat,gembira dan lain-lain.Baik kita ingat pada-NYA ataupun waktu kita lalai , tetap diberi-NYA nikmat-nikmat itu.Begitulah , kebaikan ALLAH pada kita terlalu banyak sebagaimana firman-NYA, yang berarti:
“Kalau kamu hendak menghitung nikmat -nikmat ALLAH, niscaya tidak akan terhitung.”

Besar sungguh jasa ALLAH dari menciptakan menghidupkan dan memberi rezeki, suami , istri, rumah dan macam-macamlagi yang dengannya kita melalui kehidupan dengan aman bahagia.

Alangkah biadabnya kita kalu segal pemberian ALLAH itu kita ambil , tapi lupa untuk bersyukur pada yamag Memberi.ALLAH bisa saja menyusahkan dan menyenangkan kita dengan Kehendak-NYA.

Oelh itu orang yang betul kenal dan beradab, dia malu pada ALLAH. malah karena malunya itu dia tidak nampak yang lain lebih hebat dari ALLAH.CINTAnya tertumpu pada ALLAH ,penyerahan diri pada ALLAH sungguh- sungguh.

Setiap saat menanggung rindu.lalu waktunya di habiskan untuk berbisik- bisik dengan kekasihnya.Bila CINTA ALLAH sudah penuh dalanm hatinya , maka tidak ada tempat lagi untuk CINTA selain dari itu.

Ada orang mengatakan :”JIKA KAU BERIKAN HATIMU ATAUPUN CINTAMU PADA MANUSIA NISCAYA CINTAMU NISCAYA DIA AKAN MEROBEK -ROBEKNYA.TAPI KALAU HATI YANG PECAH ITU DIBERIKAN PADA ALLAH NISCAYA AKAN DISATUKANNYA .ARTINYA CINTA DENGAN ALLAH PASTI TERBALAS. DAN ALLAH TIDAK MEMBIARKAN ORANG YANG DICINTAI-NYA MENDERITA DI AKHERAT.”

Jadi seorang yang bijak dan beradap akan meletakkan kecintaan yang besar pada ALLAH, pada Rasulullah dan barulah pada makhluk -makhluk lain di samping-NYA.Itulah peletakan CINTA yang yang betul dan menguntungkan didunia dan di akherat. Itulah dia CINTA kita pada ALLAH SWT yang patut kita letakkan.

SEKALI RASA CINTA ITU HADIR……….
INGATLAH IA ADALAH KARUNIA ALLAH………….
HIDUP INI MENJADI INDAH KARENA CINTA…………
CINTA YANG SUCI……………
BUKAN CINTA YANG MENYERET KE NERAKA.
SEKALI RASA CINTA ITU HADIR …………………
SAMBUTLAH DENGAN BENAR…………
JAGA……………….PEL
IHARA…………………
DAN JADIKAN IA CINTA YANG MENGHANTARKAN KE SURGA………………

sumber :DUDUNG.NET

10 Hal yang Tidak Bermanfaat dan Sia-sia

Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in.

Ibnu Qoyyim Al Jauziyah mengatakan bahwa ada sepuluh hal yang tidak bermanfaat.

Pertama: memiliki ilmu namun tidak diamalkan.

Kedua: beramal namun tidak ikhlash dan tidak mengikuti tuntunan nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ketiga: memiliki harta namun enggan untuk menginfakkan. Harta tersebut tidak digunakan untuk hal yang bermanfaat di dunia dan juga tidak diutamakan untuk kepentingan akhirat.

Keempat: hati yang kosong dari cinta dan rindu pada Allah.

Kelima: badan yang lalai dari taat dan mengabdi pada Allah.

Keenam: cinta yang di dalamnya tidak ada ridho dari yang dicintai dan cinta yang tidak mau patuh pada perintah-Nya.

Ketujuh: waktu yang tidak diisi dengan kebaikan dan pendekatan diri pada Allah.

Kedelapan: pikiran yang selalu berputar pada hal yang tidak bermanfaat.

Kesembilan: pekerjaan yang tidak membuatmu semakin mengabdi pada Allah dan juga tidak memperbaiki urusan duniamu.

Kesepuluh: rasa takut dan rasa harap pada makhluk yang dia sendiri berada pada genggaman Allah. Makhluk tersebut tidak dapat melepaskan bahaya dan mendatangkan manfaat pada dirinya, juga tidak dapat menghidupkan dan mematikan serta tidak dapat menghidupkan yang sudah mati.

Itulah sepuluh hal yang melalaikan dan sia-sia. Di antara sepuluh hal tersebut yang paling berbahaya dan merupakan asal muasal segala macam kelalaian adalah dua hal yaitu: hati yang selalu lalai dan waktu yang tersia-siakan.
Hati yang lalai akan membuat seseorang mengutamakan dunia daripada akhirat, sehingga dia cenderung mengikuti hawa nafsu. Sedangkan menyia-nyiakan waktu akan membuat seseorang panjang angan-angan.

Padahal segala macam kerusakan terkumpul karena mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Sedangkan segala macam kebaikan ada karena mengikuti al huda (petunjuk) dan selalu menyiapkan diri untuk berjumpa dengan Rabb semesta alam.

Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Rujukan: Al Fawa’id, Ibnu Qoyyim Al Jauziyah, hal. 108, Darul ‘Aqidah, cetakan pertama, 1425 H.

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel www.remajaislam.com

Surat Cinta Era Teknologi


Kepada Yth.
Sdri. Ine
di Jakarta

Hal : Penawaran Kesepakatan

Dengan Hormat,
Saya sangat gembira memberitahukan Anda bahwa saya telah jatuh cinta kepada anda terhitung tanggal 1Januari lalu. Berdasarkan rapat keluarga kami tanggal 7 Januari lalu pukul 19.00 WIB, saya berketetapan hati untuk menawarkan diri sebagai kekasih anda yang prospektif.

Hubungan cinta kita akan menjalin masa percobaan minimal 3 bulan sebelum memasuki tahap permanen. Tentu saja, setelah masa percobaan usai, akan diadakan terlebih dahulu on the job training secara intensif dan berkelanjutan. Dan kemudian, setiap tiga bulan selanjutnya akan diadakan juga evaluasi performa kerja yang bisa menuju pada pemberian kenaikan status dari kekasih menjadi pasangan hidup. Biaya yang dikeluarkan untuk kerumah makan dan shooping akan dibagi 2 sama rata antara kedua belah pihak. Selanjutnya didasarkan pada performa dan kinerja Anda, tidak tertutup kemungkinan bahwa saya akan menanggung bagian yang lebih besar dari pengeluaran total. Akan tetapi, saya cukup bijaksana dan mampu menilai, jumlah dan bentuk pengeluaran yang Anda keluarkan nantinya.

Saya dengan segala kerendahan hati meminta anda untuk menjawab penawaran ini dalam waktu 30 hari terhitung tanggal penerimaan surat. Lewat dari tanggal tersebut, penawaran ini akan dibatalkan tanpa pemberitahuan lebih lanjut, dan tentu saja saya akan beralih dan mempertimbangkan kandidat lain. Saya akan sangat berterimah kasih apabila Anda berkenan untuk meneruskan surat ini kepada adik perempuan, sepupu bahkan teman dekat anda, apabila Anda menolak penawaran ini.

Demikian penawaran yang dapat saya ajukan dan sebelumnya terima kasih atas perhatiannya.

Jakarta, 15 maret 2011

Hormat saya,

Pengusaha Prospektif

Kisah Sedih Si Gadis Miskin

Sudah menjadi kehendak Allah memberinya cobaan berupa penyakit kronis yang bersarang dan sudah bertahun-tahun ia rasakan. Ini adalah cerita kisah seorang gadis yang bernama Muha. Kisah ini diriwayatkan oleh zaman, diiringi dengan tangisan burung dan ratapan ranting pepohonan.

Muha adalah seorang gadis remaja yang cantik. Sebagaimana yang telah kami katakan, sejak kecil ia sudah mengidap penyakit yang kronis. Sejak usia kanak-kanak ia ingin bergembira, bermain, bercanda dan bersiul seperti burung sebagaimana anak-anak yang seusianya. Bukankah ia juga berhak merasakannya?

Sejak penyakit itu menyerangnya, ia tidak dapat menjalankan kehidupan dengan normal seperti orang lain, walaupun ia tetap berada dalam pengawasan dokter dan bergantung dengan obat.

Muha tumbuh besar seiring dengan penyakit yang dideritanya. Ia menjadi seorang remaja yang cantik dan mempunyai akhlak mulia serta taat beragama. Meski dalam kondisi sakit namun ia tetap berusaha untuk mendapatkan ilmu dan pelajaran dari mata air ilmu yang tak pernah habis. Walau terkadang bahkan sering penyakit kronisnya kambuh yang memaksanya berbaring di tempat tidur selama berhari-hari.

Selang beberapa waktu atas kehendak Allah seorang pemuda tampan datang meminang, walaupun ia sudah mendengar mengenai penyakitnya yang kronis itu. Namun semua itu sedikit pun tidak mengurangi kecantikan, agama dan akhlaknya…kecuali kesehatan, meskipun kesehatan adalah satu hal yang sangat penting. Tetapi mengapa?

Bukankah ia juga berhak untuk menikah dan melahirkan anak-anak yang akan mengisi dan menyemarakkan kehidupannya sebagaimana layaknya wanita lain?

Demikianlah hari berganti hari bulan berganti bulan si pemuda memberikan bantuan materi agar si gadis meneruskan pengobatannya di salah satu rumah sakit terbaik di dunia. Terlebih lagi dorongan moril yang selalu ia berikan.

Hari berganti dengan cepat, tibalah saatnya persiapan pesta pernikahan dan untuk mengarungi bahtera rumah tangga.

Beberapa hari sebelum pesta pernikahan, calonnya pergi untuk menanyakan pengerjaan gaun pengantin yang masih berada di tempat si penjahit. Gaun tersebut masih tergantung di depan toko penjahit. Gaun tersebut mengandung makna kecantikan dan kelembutan. Tiada seorang pun yang tahu bagaimana perasaan Muha bila melihat gaun tersebut.

Pastilah hatinya berkepak bagaikan burung yang mengepakkan sayap putihnya mendekap langit dan memeluk ufuk nan luas. Ia pasti sangat bahagia bukan karena gaun itu, tetapi karena beberapa hari lagi ia akan memasuki hari yang terindah di dalam kehidupannya. Ia akan merasa ada ketenangan jiwa, kehidupan mulai tertawa untuknya dan ia melihat adanya kecerahan dalam kehidupan.

Bila gaun yang indah itu dipakai Muha, pasti akan membuat penampilannya laksana putri salju yang cantik jelita. Kecantikannya yang alami menjadikan diri semakin elok, anggun dan menawan.

Walau gaun tersebut terlihat indah, namun masih di perlukan sedikit perbaikan. Oleh karena itu gaun itu masih ditinggal di tempat si penjahit. Sang calon berniat akan mengambilnya besok. Si penjahit meminta keringanan dan berjanji akan menyelesaikannya tiga hari lagi. Tiga hari berlalu begitu cepat dan tibalah saatnya hari pernikahan, hari yang di nanti-nanti. Hari itu Muha bangun lebih cepat dan sebenarnya malam itu ia tidak tidur. Kegembiraan membuat matanya tak terpejam. Yaitu saat malam pengantin bersama seorang pemuda yang terbaik akhlaknya.

Si pemuda menelepon calon pengantinnya, Muha memberitahukan bahwa setengah jam lagi ia akan pergi ke tempat penjahit untuk mengambil gaun tersebut agar ia dapat mencobanya dan lebih meyakinkan bahwa gaun itu pantas untuknya. Pemuda itu pergi ke tempat penjahit dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi terdorong perasaan bahagia dan gembira akan acara tersebut yang merupakan peristiwa terpenting dan paling berharga bagi dirinya, demikian juga halnya bagi diri Muha.

Karena meluncur dengan kecepatan tinggi, mobil tersebut keluar dari badan jalan dan terbalik berkali-kali. Setelah itu mobil ambulans datang dan melarikannya ke rumah sakit. Namun kehendak Allah berada di atas segalanya, beberapa saat kemudian si pemuda pun meninggal dunia. Sementara telepon si penjahit berdering menanyakan tentang pemuda itu. Si penjahit mengabarkan bahwa sampai sekarang ia belum juga sampai ke rumah padahal sudah sangat terlambat.

Akhirnyai penjahit itu tiba di rumah calon pengantin wanita. Sekali pun begitu, pihak keluarga tidak mempermasalahkan sebab keterlambatannya membawa gaun itu. Mereka malah memintanya agar memberitahu si pemuda bahwa sakit Muha tiba-tiba kambuh dan sekarang sedang dilarikan ke rumah sakit. Kali ini sakitnya tidak memberi Muha banyak kesempatan. Tadinya sakit tersebut seakan masih berbelas kasih kepadanya, tidak ingin Muha merasa sakit. Sekarang rasa sakit itu benar-benar membuat derita dan kesengsaraan yang melebihi penderitaan yang ia rasakan sepanjang hidupnya yang pendek.

Beberapa menit kemudian datang berita kematian si pemuda di rumah sakit dan setelah itu datang pula berita meninggalnya sang calon pengantinnya, Muha.

Demikian kesedihan yang menimpa dua remaja, bunga-bunga telah layu dan mati, burung-burung berkicau sedih dan duka terhadap mereka. Malam yang diangan-angankan akan menjadi paling indah dan berkesan itu, berubah menjadi malam kesedihan dan ratapan, malam pupusnya kegembiraan.

Kini gaun pengantin itu masih tergantung di depan toko penjahit. Tiada yang memakai dan selamanya tidak akan ada yang memakainya. Seakan gaun itu bercerita tentang kisah sedih Muha. Setiap yang melihatnya pasti akan bertanya-tanya, siapa pemiliknya.?

Belum haji sudah mabrur

Sahabat, menyongsong hari raya idul adha, berikut adalah kisah tentang seorang yang bernama Yu Timah. Dia adalah salah seorang penerima Subsidi Langsung Tunai (SLT). Yu Timah adalah penerima SLT yang benar-benar berhak atas subsidi tersebut. Rumah berlantai tanah, anyaman bambu menjadi dinding rumahnya, tak memiliki sumur sendiri. Bahkan status tanah yang di tempati gubuk Yu Timah juga bukan milik sendiri.

Yu Timah berusia lima puluhan, dan dia hidup sebatang kara. Dulu bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Jakarta. Namun, seiring waktu, tenaga Yu Timah tidak laku di pasaran pembantu rumah tangga. Dia kembali ke kampung halaman. Para tetangga bergotong royong membuatkan gubuk buat Yu Timah bersama emaknya yang sudah renta. Gubuk tersebut didirikan di atas tanah tetangga yang bersedia menampung anak dan emak yang sangat miskin itu.

Meski hidupnya kekurangan, Yu Timah ingin hidup mandiri. Maka ia berjualan nasi bungkus. Pembeli tetapnya adalah para santri yang sedang mondok di pesantren kampung kami. Tentu hasilnya tak seberapa. Tapi Yu Timah bertahan. Dan nyatanya dia bisa hidup bertahun-tahun.

Kemarin Yu Timah datang ke rumah saya. Saya sudah mengira pasti dia mau bicara soal tabungan. Inilah hebatnya Yu Timah itu. Dia masih bisa menabung di bank perkreditan rakyat syariah di mana saya ikut jadi pengurus. Tapi Yu Timah tidak pernah mau datang ke kantor. Katanya, malu sebab dia orang miskin dan buta huruf. Dia menabung Rp5.000 atau Rp10 ribu setiap bulan. Namun setelah menjadi penerima SLT Yu Timah bisa setor tabungan hingga Rp 250 ribu. Dan Saldo terakhir Yu Timah adalah Rp 650 ribu.

Yu Timah biasa duduk menjauh bila berhadapan dengan saya. Malah maunya bersimpuh di lantai, namun selalu saya cegah.

”Pak, saya mau mengambil tabungan,” kata Yu Timah dengan suaranya yang kecil.

”O, tentu bisa. Tapi ini hari Sabtu dan sudah sore. Bank kita sudah tutup. Bagaimana bila

Senin?”

”Senin juga tidak apa-apa. Saya tidak buru-buru.”

”Mau ambil berapa?” tanya saya.

”Enam ratus ribu, Pak.”

”Kok banyak sekali. Untuk apa, Yu?”

Yu Timah tidak segera menjawab. Menunduk, sambil tersenyum malu-malu. ”Saya mau beli kambing kurban, Pak. Kalau enam ratus ribu saya tambahi dengan uang saya yang di tangan, cukup untuk beli satu kambing.”

Saya tahu Yu Timah amat menunggu tanggapan saya. Bahkan dia mengulangi kata- katanya karena saya masih diam. Karena lama tidak memberikan tanggapan, mungkin Yu Timah mengira saya tidak akan memberikan uang tabungannya. Padahal saya lama terdiam karena sangat terkesan oleh keinginan Yu Timah membeli kambing kurban.

”Iya, Yu. Senin besok uang Yu Timah akan diberikan sebesar enam ratus ribu. Tapi Yu, sebenarnya kamu tidak wajib berkurban. Yu Timah bahkan wajib menerima kurban dari saudara-saudara kita yang lebih berada. Jadi, apakah niat Yu Timah benar-benar sudah bulat hendak membeli kambing kurban?”

”Iya Pak. Saya sudah bulat. Saya benar-benar ingin berkurban. Selama ini memang saya hanya jadi penerima. Namun sekarang saya ingin jadi pemberi daging kurban.”

”Baik, Yu. Besok uang kamu akan saya ambilkan di bank kita.”

Wajah Yu Timah benderang. Senyumnya ceria. Matanya berbinar. Lalu minta diri, dan dengan langkah-langkah panjang Yu Timah pulang. Setelah Yu Timah pergi, saya termangu sendiri. Kapankah Yu Timah mendengar, mengerti, menghayati, lalu menginternalisasi ajaran kurban yang ditinggalkan oleh Kanjeng Nabi Ibrahim? Mengapa orang yang sangat awam itu bisa punya keikhlasan demikian tinggi sehingga rela mengurbankan hampir seluruh hartanya? Pertanyaan ini muncul karena umumnya ibadah haji yang biayanya mahal itu tidak mengubah watak orangnya. Mungkin saya juga begitu.

Ah, Yu Timah, saya jadi malu. Kamu yang belum naik haji, atau tidak akan pernah naik haji, namun kamu sudah jadi orang yang suka berkurban. Kamu sangat miskin, tapi uangmu tidak kau belikan makanan, televisi, atau pakaian yang bagus. Uangmu malah kamu belikan kambing kurban. Ya, Yu Timah. Meski saya dilarang dokter makan daging kambing, tapi kali ini akan saya langgar. Saya ingin menikmati daging kambingmu yang sepertinya sudah berbau surga. Mudah-mudahan kamu mabrur sebelum kamu naik haji

Kisah Cinta Seorang Anak

Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki,
wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku,
memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini
memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain
saja.

Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya
membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun
melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya
menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga
Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan
membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.

Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa
stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu
melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu
menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun, Sam meninggal
dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi
semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya
mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya
pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang
sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya
tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar
hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak
kejadian itu.

Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia
Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat
buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah
sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah
berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah
perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi
yang mengingatnya.

Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti
sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari
betapa jahatnya perbuatan saya dulu.tiba-tiba bayangan Eric melintas
kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric. Sore
itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad
dengan pandangan heran menatap saya dari samping. “Mary, apa yang
sebenarnya terjadi?”

“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal
yang telah saya lakukan dulu.” aku menceritakannya juga dengan
terisak-isak. Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah
memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis
saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang.
Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari
hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya
tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric…

Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada
sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya
mengamatinya dengan seksama… Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali
potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan
Eric sehari-harinya. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap
sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.
Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala
ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.

“Heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”

Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal
dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?”

Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh tega, Tahukah kamu, 10
tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus
menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…, mommy!’ Karena tidak tega,
saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya.
Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah,
namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan
yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis
setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu…”

Saya pun membaca tulisan di kertas itu…

“Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi…? Mommy marah sama
Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji
kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom…”

Saya menjerit histeris membaca surat itu. “Bu, tolong katakan…
katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang!
Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!”

Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.

“Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric
telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya
sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan
di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut
apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya
ada di dalam sana… Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari
belakang gubuk ini… Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang
lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana.”

Cerita Sedih Tentang Ibu Dan Putri Durhaka

Jalannya sudah tertatih-tatih, karena usianya sudah lebih dari 70 tahun, sehingga kalau tidak perlu sekali, jarang ia bisa dan mau keluar rumah. Walaupun ia mempunyai seorang anak perempuan, ia harus tinggal di rumah jompo, karena kehadirannya tidak diinginkan. Masih teringat olehnya, betapa berat penderitaannya ketika akan melahirkan putrinya tersebut. Ayah dari anak tersebut minggat setelah menghamilinya tanpa mau bertanggung jawab atas perbuatannya. Di samping itu keluarganya menuntut agar ia menggugurkan bayi yang belum dilahirkan, karena keluarganya merasa malu mempunyai seorang putri yang hamil sebelum nikah, tetapi ia tetap mempertahankannya, oleh sebab itu ia diusir dari rumah orang tuanya.

Selain aib yang harus di tanggung, ia pun harus bekerja berat di pabrik untuk membiayai hidupnya. Ketika ia melahirkan putrinya, tidak ada seorang pun yang mendampinginya. Ia tidak mendapatkan kecupan manis maupun ucapan selamat dari siapapun juga, yang ia dapatkan hanya cemohan, karena telahelahirkan seorang bayi haram tanpa bapa. Walaupun demikian ia merasa bahagia sekali atas berkat yang didapatkannya dari Tuhan di mana ia telah dikaruniakan seorang putri. Ia berjanji akan memberikan seluruh kasih sayang yang ia miliki hanya untuk putrinya seorang, oleh sebab itulah putrinya diberi nama Love - Kasih.

Siang ia harus bekerja berat di pabrik dan di waktu malam hari ia harus menjahit sampai jauh malam, karena itu merupakan penghasilan tambahan yang ia bisa dapatkan. Terkadang ia harus menjahit sampai jam 2 pagi, tidur lebih dari 4 jam sehari itu adalah sesuatu kemewahan yang tidak pernah ia dapatkan. Bahkan Sabtu Minggu pun ia masih bekerja menjadi pelayan restaurant. Ini ia lakukan semua agar ia bisa membiayai kehidupan maupun biaya sekolah putrinya yang tercinta. Ia tidak mau menikah lagi, karena ia masih tetap mengharapkan, bahwa pada suatu saat ayah dari putrinya akan datang balik kembali kepadanya, di samping itu ia tidak mau memberikan ayah tiri kepada putrinya.

Sejak ia melahirkan putrinya ia menjadi seorang vegetarian, karena ia tidak mau membeli daging, itu terlalu mahal baginya, uang untuk daging yang seyogianya ia bisa beli, ia sisihkan untuk putrinya. Untuk dirinya sendiri ia tidak pernah mau membeli pakaian baru, ia selalu menerima dan memakai pakaian bekas pemberian orang, tetapi untuk putrinya yang tercinta, hanya yang terbaik dan terbagus ia berikan, mulai dari pakaian sampai dengan makanan.

Pada suatu saat ia jatuh sakit, demam panas. Cuaca di luaran sangat dingin sekali, karena pada saat itu lagi musim dingin menjelang hari Lebaran. Ia telah menjanjikan untuk memberikan sepeda sebagai hadiah Lebaran untuk putrinya, tetapi ternyata uang yang telah dikumpulkannya belum mencukupinya. Ia tidak ingin mengecewakan putrinya, maka dari itu walaupun cuaca diluaran dingin sekali, bahkan dlm keadaan sakit dan lemah, ia tetap memaksakan diri untuk keluar rumah dan bekerja. Sejak saat tersebut ia kena penyakit rheumatik, sehingga sering sekali badannya terasa sangat nyeri sekali. Ia ingin memanjakan putrinya dan memberikan hanya yang terbaik bagi putrinya walaupun untuk ini ia harus bekorban, jadi dlm keadaan sakit ataupun tidak sakit ia tetap bekerja, selama hidupnya ia tidak pernah absen bekerja demi putrinya yang tercinta.

Karena perjuangan dan pengorbanannya akhirnya putrinya bisa melanjutkan studinya diluar kota. Di sana putrinya jatuh cinta kepada seorang pemuda anak dari seorang konglomerat beken. Putrinya tidak pernah mau mengakui bahwa ia masih mempunyai orang tua. Ia merasa malu bahwa ia ditinggal minggat oleh ayah kandungnya dan ia merasa malu mempunyai seorang ibu yang bekerja hanya sebagai babu pencuci piring di restaurant. Oleh sebab itulah ia mengaku kepada calon suaminya bahwa kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.

Pada saat putrinya menikah, ibunya hanya bisa melihat dari jauh dan itupun hanya pada saat upacara pernikahan di Masjid saja. Ia tidak diundang, bahkan kehadirannya tidaklah diinginkan. Ia duduk di sudut kursi paling belakang di Masjid, sambil mendoakan agar Tuhan selalu melindungi dan memberkati putrinya yang tercinta. Sejak saat itu bertahun-tahun ia tidak mendengar kabar dari putrinya, karena ia dilarang dan tidak boleh menghubungi putrinya. Pada suatu hari ia membaca di koran bahwa putrinya telah melahirkan seorang putera, ia merasa bahagia sekali mendengar berita bahwa ia sekarang telah mempunyai seorang cucu. Ia sangat mendambakan sekali untuk bisa memeluk dan menggendong cucunya, tetapi ini tidak mungkin, sebab ia tidak boleh menginjak rumah putrinya. Untuk ini ia berdoa tiap hari kepada Tuhan, agar ia bisa mendapatkan kesempatan untuk melihat dan bertemu dengan anak dan cucunya, karena keinginannya sedemikian besarnya untuk bisa melihat putri dan cucunya, ia melamar dengan menggunakan nama palsu untuk menjadi babu di rumah keluarga putrinya.

Ia merasa bahagia sekali, karena lamarannya diterima dan diperbolehkan bekerja disana. Di rumah putrinya ia bisa dan boleh menggendong cucunya, tetapi bukan sebagai Oma dari cucunya melainkan hanya sebagai babu dari keluarga tersebut. Ia merasa berterima kasih sekali kepada Tuhan, bahwa ia permohonannya telah dikabulkan.

Di rumah putrinya, ia tidak pernah mendapatkan perlakuan khusus, bahkan binatang peliharaan mereka jauh lebih dikasihi oleh putrinya daripada dirinya sendiri. Di samping itu sering sekali dibentak dan dimaki oleh putri dan anak darah dagingnya sendiri, kalau hal ini terjadi ia hanya bisa berdoa sambil menangis di dlm kamarnya yang kecil di belakang dapur. Ia berdoa agar Tuhan mau mengampuni kesalahan putrinya, ia berdoa agar hukuman tidak dilimpahkan kepada putrinya, ia berdoa agar hukuman itu dilimpahkan saja kepadanya, karena ia sangat menyayangi putrinya.

Setelah bekerja bertahun-tahun sebagai babu tanpa ada orang yang mengetahui siapa dirinya dirumah tersebut, akhirnya ia menderita sakit dan tidak bisa bekerja lagi. Mantunya merasa berhutang budi kepada pelayan tuanya yang setia ini sehingga ia memberikan kesempatan untuk menjalankan sisa hidupnya di rumah jompo.

Puluhan tahun ia tidak bisa dan tidak boleh bertemu lagi dengan putri kesayangannya. Uang pension yang ia dapatkan selalu ia sisihkan dan tabung untuk putrinya, dengan pemikiran siapa tahu pada suatu saat ia membutuhkan bantuannya.

Pada tahun lampau beberapa hari sebelum hari Lebaran, ia jatuh sakit lagi, tetapi ini kali ia merasakan bahwa saatnya sudah tidak lama lagi. Ia merasakan bahwa ajalnya sudah mendekat. Hanya satu keinginan yang ia dambakan sebelum ia meninggal dunia, ialah untuk bisa bertemu dan boleh melihat putrinya sekali lagi. Di samping itu ia ingin memberikan seluruh uang simpanan yang ia telah kumpulkan selama hidupnya, sebagai hadiah terakhir untuk putrinya.

Suhu diluaran telah mencapai 17 derajat di bawah nol dan salujupun turun dengan lebatnya, jangankan manusia anjingpun pada saat ini tidak mau keluar rumah lagi, karena di luaran sangat dingin, tetapi Nenek tua ini tetap memaksakan diri untuk pergi ke rumah putrinya. Ia ingin betemu dengan putrinya sekali lagi yang terakhir kali. Dengan tubuh menggigil karena kedinginan, ia menunggu datangnya bus berjam-jam di luaran. Ia harus dua kali ganti bus, karena jarak rumah jompo tempat di mana ia tinggal letaknya jauh dari rumah putrinya. Satu perjalanan yang jauh dan tidak mudah bagi seorang nenek tua yang berada dlm keadaan sakit.

Setiba di rumah putrinya dlm keadaan lelah dan kedinginan ia mengetuk rumah putrinya dan ternyata purtinya sendiri yang membukakan pintu rumah gedong di mana putrinya tinggal. Apakah ucapan selamat datang yang diucapkan putrinya ? Apakah rasa bahagia bertemu kembali dengan ibunya? Tidak! Bahkan ia ditegor: "Kamu sudah bekerja di rumah kami puluhan tahun sebagai pembantu, apakah kamu tidak tahu bahwa untuk pembantu ada pintu khusus, ialah pintu di belakang rumah!"

"Nak, Ibu datang bukannya untuk bertamu melainkan hanya ingin memberikan hadiah Lebaran untukmu. Ibu ingin melihat kamu sekali lagi, mungkin yang terakhir kalinya, bolehkah saya masuk sebentar saja, karena di luaran dingin sekali dan sedang turun salju. Ibu sudah tidak kuat lagi nak!" kata wanita tua itu.

"Maaf saya tidak ada waktu, di samping itu sebentar lagi kami akan menerima tamu seorang pejabat tinggi, lain kali saja. Dan kalau lain kali mau datang telepon dahulu, jangan sembarangan datang begitu saja!" ucapan putrinya dengan nada kesal. Setelah itu pintu ditutup dengan keras. Ia mengusir ibu kandungnya sendiri, seperti juga mengusir seorang pengemis.

Tidak ada rasa kasih, jangankan kasih, belas kasihanpun tidak ada. Setelah beberapa saat kemudian bel rumah bunyi lagi, ternyata ada orang mau pinjam telepon di rumah putrinya "Maaf Bu, mengganggu, bolehkah kami pinjam teleponnya sebentar untuk menelpon ke kantor polisi, sebab di halte bus di depan ada seorang nenek meninggal dunia, rupanya ia mati kedinginan!"

Wanita tua ini mati bukan hanya kedinginan jasmaniahnya saja, tetapi juga perasaannya. Ia sangat mendambakan sekali kehangatan dari kasih sayang putrinya yang tercinta yang tidak pernah ia dapatkan selama hidupnya.

Seorang Ibu melahirkan dan membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang tanpa mengharapkan pamrih apapun juga. Seorang Ibu bisa dan mampu memberikan waktunya 24 jam sehari bagi anak-anaknya, tidak ada perkataan siang maupun malam, tidak ada perkataan lelah ataupun tidak mungkin dan ini 366 hari dlm setahun. Seorang Ibu mendoakan dan mengingat anaknya tiap hari bahkan tiap menit dan ini sepanjang masa. Bukan hanya setahun sekali saja pada hari-hari tertentu. Kenapa kita baru bisa dan mau memberikan bunga maupun hadiah kepada Ibu kita hanya pada waktu hari Ibu saja "Mother's Day" sedangkan di hari-hari lainnya tidak pernah mengingatnya, boro-boro memberikan hadiah, untuk menelpon saja kita tidak punya waktu.

Kita akan bisa lebih membahagiakan Ibu kita apabila kita mau memberikan sedikit waktu kita untuknya, waktu nilainya ada jauh lebih besar daripada bunga maupun hadiah. Renungkanlah: Kapan kita terakhir kali menelpon Ibu? Kapan kita terakhir mengundang Ibu? Kapan terakhir kali kita mengajak Ibu jalan-jalan? Dan kapan terakhir kali kita memberikan kecupan manis dengan ucapan terima kasih kepada Ibu kita? Dan kapankah kita terakhir kali berdoa untuk Ibu kita?

Berikanlah kasih sayang selama Ibu kita masih hidup, percuma kita memberikan bunga maupun tangisan apabila Ibu telah berangkat, karena Ibu tidak akan bisa melihatnya lagi.

Monday, October 31, 2011

[ RENUNGAN ] Berpikir Dari Sudut Pandang Yang Berbeda

Seorang anak buta duduk bersila di sebuah tangga pintu masuk pada sebuah supermarket. Yup, dia adalah pengemis yang mengharapkan belas kasihan dari para pengunjung yang berlalu lalang di depannya. Sebuah kaleng bekas berdiri tegak di depan anak itu dengan hanya beberapa keping uang receh di dalamnya, sedangkan kedua tangannya memegang sebuah papan yang bertuliskan “Saya buta, kasihanilah saya.”

Ada Seorang pria yang kebetulan lewat di depan anak kecil itu. Ia merogoh sakunya, mengeluarkan beberapa keping uang receh, lalu memasukkannya ke dalam kaleng anak itu. Sejenak, pria itu memandang dan memperhatikan tulisan yang terpampang pada papan. Seperti sedang memikirkan sesuatu, dahinya mulai bergerak-gerak.

Lalu pria itu meminta papan yang dibawa anak itu, membaliknya, dan menuliskan beberapa kata di atasnya. Sambil tersenyum, pria itu kemudian mengembalikan papan tersebut, lalu pergi meninggalkannya. Sepeninggal pria itu, uang recehan pengunjung supermarket mulai mengalir lebih deras ke dalam kaleng anak itu. Kurang dari satu jam, kaleng anak itu sudah hampir penuh. Sebuah rejeki yang luar biasa bagi anak itu.

Beberapa waktu kemudian pria itu kembali menemui si anak lalu menyapanya. Si anak berterima kasih kepada pria itu, lalu menanyakan apa yang ditulis sang pria di papan miliknya. Pria itu menjawab, “Saya menulis, ‘Hari yang sangat indah, tetapi saya tidak bisa melihatnya.’ Saya hanya ingin mengutarakan betapa beruntungnya orang masih bisa melihat. Saya tidak ingin pengunjung memberikan uangnya hanya sekedar kasihan sama kamu. Saya ingin mereka memberi atas dasar terima kasih karena telah diingatkan untuk selalu bersyukur.”

Pria itu melanjutkan kata-katanya, “Selain untuk menambah penghasilanmu, saya ingin memberi pemahaman bahwa ketika hidup memberimu 100 alasan untuk menangis, tunjukkanlah bahwa masih ada 1000 alasan untuk tersenyum.

Permohonan Si Kaya Dan Si Miskin

Nabi Musa a.s. memiliki ummat yang jumlahnya sangat banyak dan umur mereka panjang-panjang. Mereka ada yang kaya dan juga ada yang miskin. Suatu hari ada seorang yang miskin datang menghadap Nabi Musa a.s.. Ia begitu miskinnya pakaiannya compang-camping dan sangat lusuh berdebu. Si miskin itu kemudian berkata kepada Baginda Musa a.s., "Ya Nabiullah, Kalamullah, tolong sampaikan kepada Allah s.w.t. permohonanku ini agar Allah s.w.t. menjadikan aku orang yang kaya." Nabi Musa a.s. tersenyum dan berkata kepada orang itu, "Saudaraku, banyak-banyaklah kamu bersyukur kepada Allah s.w.t.". Si miskin itu agak terkejut dan kesal, lalu ia berkata, "Bagaimana aku mau banyak bersyukur, aku makan pun jarang, dan pakaian yang aku gunakan pun hanya satu lembar ini saja"!.

Akhirnya si miskin itu pulang tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya. Beberapa waktu kemudian seorang kaya datang menghadap Nabi Musa a.s.. Orang tersebut bersih badannya juga rapi pakaiannya. Ia berkata kepada Nabi Musa a.s., "Wahai Nabiullah, tolong sampaikan kepada Allah s.w.t. permohonanku ini agar dijadikannya aku ini seorang yang miskin, terkadang aku merasa terganggu dengan hartaku itu." Nabi Musa a.s.pun tersenyum, lalu ia berkata, "Wahai saudaraku, janganlah kamu bersyukur kepada Allah s.w.t.". "Ya Nabiullah, bagaimana aku tidak bersyukur kepada Allah s.w.t.?. Allah s.w.t. telah memberiku mata yang dengannya aku dapat melihat. telinga yang dengannya aku dapat mendengar. Allah s.w.t. telah memberiku tangan yang dengannya aku dapat bekerja dan telah memberiku kaki yang dengannya aku dapat berjalan, bagaimana mungkin aku tidak mensyukurinya", jawab si kaya itu.

Akhirnya si kaya itu pun pulang ke rumahnya. Kemudian terjadi adalah si kaya itu semakin Allah s.w.t. tambah kekayaannya kerana ia selalu bersyukur. Dan si miskin menjadi bertambah miskin. Allah s.w.t. mengambil semua kenikmatan-Nya sehingga si miskin itu tidak memiliki selembar pakaianpun yang melekat di tubuhnya. Ini semua kerana ia tidak mau bersyukur kepada Allah s.w.t.

[ RENUNGAN ] Kisah Pohon Apel

Suatu masa dahulu,
terdapat sebatang pohon apel yang amat besar.Seorang kanakkanak lelaki begitu gemar bermain-main di sekitar pohon apel ini setiap hari. Dia memanjat pohon tersebut, memetik serta memakan apel sepuas-puas hatinya, dan adakalanya dia beristirahat lalu terlelap di perdu pohon apel tersebut. Anak lelaki tersebut begitu menyayangi tempat permainannya.
Pohon apel itu juga menyukai anak tersebut.

Masa berlalu…
anak lelaki itu sudah besar dan menjadi seorang remaja. Dia tidak lagi menghabiskan masanya setiap hari bermain di sekitar pohon apel tersebut. Namun begitu, suatu hari dia datang kepada pohon apel tersebut dengan wajah yang sedih.

“Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu.

“Aku bukan lagi kanak-kanak, aku tidak lagi gemar bermain dengan engkau,” jawab remaja itu.

“Aku mau permainan. Aku perlu uang untuk membelinya,” tambah remaja itu dengan nada yang sedih.

Lalu pohon apel itu berkata, “Kalau begitu, petiklah apel-apel yang ada padaku. Juallah untuk mendapatkan uang. Dengan itu, kau dapat membeli permainan yang kauinginkan.”

Remaja itu dengan gembiranya memetik semua apel di pohon itu dan pergi dari situ. Dia tidak kembali lagi selepas itu. Pohon apel itu merasa sedih.

Masa berlalu…
Suatu hari, remaja itu kembali. Dia semakin dewasa. Pohon apel itu merasa gembira.

“Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu.

“Aku tiada waktu untuk bermain. Aku terpaksa bekerja untuk mendapatkan uang. Aku ingin membina rumah sebagai
tempat perlindungan untuk keluargaku. Bisakah kau menolongku?” Tanya anak itu.

“Maafkan aku. Aku tidak mempunyai rumah. Tetapi kau boleh memotong dahan-dahanku yang besar ini dan kau buatlah rumah daripadanya.” Pohon apel itu memberikan cadangan.

Lalu, remaja yang semakin dewasa itu memotong ke semua dahan pohon apel itu dan pergi dengan gembiranya. Pohon apel itu pun turut gembira tetapi kemudiannya merasa sedih karena remaja itu tidak kembali lagi selepas itu.

Masa Berlalu...
Suatu hari yang panas, seorang lelaki datang menemui pohon apel itu. Dia sebenarnya adalah anak lelaki yang pernah bermain-main dengan pohon apel itu. Dia telah matang dan dewasa.

“Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu.

“Maafkan aku, tetapi aku bukan lagi anak lelaki yang suka bermain-main di sekitarmu. Aku sudah dewasa. Aku
mempunyai cita-cita untuk belayar. Malangnya, aku tidak mempunyai perahu. Bisakah kau menolongku?” Tanya lelaki itu.

“Aku tidak mempunyai perahu untuk diberikan kepada kau. Tetapi kau boleh memotong batang pohon ini untuk dijadikan perahu. Kau akan dapat belayar dengan gembira,” kata pohon apel itu.

Lelaki itu merasa amat gembira dan menebang batang pohon apel itu. Dia kemudian pergi dari situ dengan gembiranya dan tidak kembali lagi selepas itu.

Namun begitu, pada suatu hari, seorang lelaki yang semakin di mamah usia, datang menuju pohon apel itu. Dia adalah anak lelaki yang pernah bermain di sekitar pohon apel itu.

“Maafkan aku. Aku tidak ada apa-apa lagi untuk diberikan kepada kau. Aku sudah memberikan buahku untuk kau jual, dahanku untuk kau buat rumah, batangku untuk kau buat perahu. Aku hanya ada tunggul dengan akar yang hampir mati…” kata pohon apel itu dengan nada pilu.

“Aku tidak mau apelmu karena aku sudah tiada bergigi untuk memakannya, aku tidak mau dahanmu karena aku sudah tua untuk memotongnya, aku tidak mau batang pohonmu kerana aku tidak berupaya untuk belayar lagi, aku merasa lelah dan ingin istirahat,” jawab lelaki tua itu.

“Jika begitu, istirahatlah di perduku,” kata pohon apel itu. Lalu lelaki tua itu duduk beristirahat di perdu pohon apel itu dan beristirahat. Mereka berdua menangis kegembiraan

Quote:

Sebenarnya, pohon apel yang dimaksudkan di dalam cerita itu adalah kedua-dua ibu bapak kita. Saat kita masih muda, kita suka bermain dengan mereka. Ketika kita meningkat remaja, kita perlukan bantuan mereka untuk meneruskan hidup. Kita tinggalkan mereka, dan hanya kembali meminta pertolongan apabila kita di dalam kesusahan.

Namun begitu, mereka tetap menolong kita dan melakukan apa saja asalkan kita bahagia dan gembira dalam hidup.
Anda mungkin terfikir bahwa anak lelaki itu bersikap kejam terhadap pohon apel itu, tetapi fikirkanlah, itu hakikatnya bagaimana kebanyakan anak-anak masa kini melayani ibu bapak mereka.

Hargailah jasa ibu bapak kepada kita.

Rasulullah Dan Pengemis Yahudi Buta

Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". Setiap pagi Rasulullah s.a.w. mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah s.a.w. menyuap makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah s.a.w melakukannya hingga menjelang Nabi Muhammad s.a.w. wafat. Setelah kewafatan Rasulullah s.a.w. tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "Anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah itu?", tanya Abubakar r.a. Setiap pagi Rasulullah s.a.w. selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha.

Ke esokan harinya Abubakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "Siapakah kamu ?". Abubakar r.a menjawab, "Aku orang yang biasa". "Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah s.a.w. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.

Kisah Rasulullah : Menahan Rasa Lapar Semalaman Ketika Menghormati Tamu

Seorang telah datang menemui Rasulullah s.a.w. dan telah menceritakan kepada Baginda s.a.w. tentang kelaparan yang dialami olehnya. Kebetulan pada ketika itu Baginda s.a.w. tidak mempunyai suatu apa makanan pun pada diri Baginda s.a.w. mahupun di rumahnya sendiri untuk diberikan kepada orang itu. Baginda s.a.w. kemudian bertanya kepada para sahabat,"Adakah sesiapa di antara kamu yang sanggup melayani orang ini sebagai tetamunya pada malam ini bagi pihak aku?" Seorang dari kaum Ansar telah menyahut, "Wahai Rasulullah s.a.w. , saya sanggiup melakukan seperti kehendak tuan itu."

Orang Ansar itu pun telah membawa orang tadi ke rumahnya dan menerangkan pula kepada isterinya seraya berkata, "Lihatlah bahawa orang ini ialah tetamu Rasulullah s.a.w. Kita mesti melayaninya dengan sebaik-baik layanan mengikut segala kesanggupan yang ada pada diri kita dan semasa melakukan demikian janganlah kita tinggalkan sesuatu makanan pun yang ada di rumah kita." Lalu isterinya menjawab, "Demi Allah! Sebenarnya daku tidak ada menyimpan sebarang makanan pun, yang ada cuma sedikit, itu hanya mencukupi untuk makanan anak-anak kita di rumah ini ?"

Orang Ansar itu pun berkata, "Kalau begitu engkau tidurkanlah mereka dahulu (anak-anaknya) tanpa memberi makanan kepada mereka. Apabila saya duduk berbual-bual dengan tetamu ini di samping jamuan makan yang sedikit ini, dan apabila kami mulai makan engkau padamlah lampu itu, sambil berpura-pura hendak membetulkannya kembali supaya tetamu itu tidakk akan ketahui bahawa saya tidak makan bersama-samanya." Rancangan itu telah berjalan dengan lancarnya dan seluruh keluarga tersebut termasuk kanak-kanak itu sendiri terpaksa menahan lapar semata-mata untuk membolehkan tetamu itu makan sehingga berasa kenyang. Berikutan dengan peristiwa itu, Allah s.w.t. telah berfirman yang bermaksud, "Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka berada dalam kesusahan." (Al-Hasy : 9)

Mabuk Dalam Cinta Terhadap Allah SWT

Dikisahkan dalam sebuah kitab karangan Imam Al-Ghazali bahawa pada suatu hari Nabi Isa a.s berjalan di hadapan seorang pemuda yang sedang menyiram air di kebun. Bila pemuda yang sedang menyiram air itu melihat kepada Nabi Isa a.s berada di hadapannya maka dia pun berkata, "Wahai Nabi Isa a.s, kamu mintalah dari Tuhanmu agar Dia memberi kepadaku seberat semut Jarrah cintaku kepada-Nya." Berkata Nabi Isa a.s, "Wahai saudaraku, kamu tidak akan terdaya untuk seberat Jarrah itu."

Berkata pemuda itu lagi, "Wahai Isa a.s, kalau aku tidak terdaya untuk satu Jarrah, maka kamu mintalah untukku setengah berat Jarrah." Oleh kerana keinginan pemuda itu untuk mendapatkan kecintaannya kepada Allah s.w.t., maka Nabi Isa a.s pun berdoa, "Ya Tuhanku, berikanlah dia setengah berat Jarrah cintanya kepada-Mu." Setelah Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun berlalu dari situ. Selang beberapa lama Nabi Isa a.s datang lagi ke tempat pemuda yang memintanya berdoa, tetapi Nabi Isa a.s tidak dapat berjumpa dengan pemuda itu. Maka Nabi Isa a.s pun bertanya kepada orang yang lalu-lalang di tempat tersebut, dan berkata kepada salah seorang yang berada di situ bahawa pemuda itu telah gila dan kini berada di atas gunung.

Setelah Nabi Isa a.s mendengat penjelasan orang-orang itu maka beliau pun berdoa kepada Allah s.w.t., "Wahai Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku tentang pemuda itu." Selesai sahaja Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun dapat melihat pemuda itu yang berada di antara gunung-ganang dan sedang duduk di atas sebuah batu besar, matanya memandang ke langit. Nabi Isa a.s pun menghampiri pemuda itu dengan memberi salam, tetapi pemuda itu tidak menjawab salam Nabi Isa a.s, lalu Nabi Isa berkata, "Aku ini Isa a.s." Kemudian Allah s.w.t. menurunkan wahyu yang berbunyi, "Wahai Isa, bagaimana dia dapat mendengar perbicaraan manusia, sebab dalam hatinya itu terdapat kadar setengah berat Jarrah cintanya kepada-Ku. Demi Keagungan dan Keluhuran-Ku, kalau engkau memotongnya dengan gergaji sekalipun tentu dia tidak mengetahuinya."

Barangsiapa yang mengakui tiga perkara tetapi tidak menyucikan diri dari tiga perkara yang lain maka dia adalah orang yang tertipu.
1. Orang yang mengaku kemanisan berzikir kepada Allah s.w.t., tetapi dia mencintai dunia. 2. Orang yang mengaku cinta ikhlas di dalam beramal, tetapi dia inginmendapat sanjungan dari manusia. 3. Orang yang mengaku cinta kepada Tuhan yang menciptakannya, tetapi tidak berani merendahkan dirinya.

Nabi Muhammad s.a.w. telah bersabda, "Akan datang waktunya umatku akan mencintai lima lupa kepada yang lima :

1. Mereka cinta kepada dunia. Tetapi mereka lupa kepada akhirat.
2. Mereka cinta kepada harta benda. Tetapi mereka lupa kepada hisab.
3. Mereka cinta kepada makhluk. Tetapi mereka lupa kepada al-Khaliq.
4. Mereka cinta kepada dosa. Tetapi mereka lupa untuk bertaubat.
5. Mereka cinta kepada gedung-gedung mewah. Tetapi mereka lupa kepada kubur."

Friday, October 28, 2011

Apakah Cinta Itu??

Hari minggu kemarin kebetulan teman-teman anak gadis saya sedang berkumpul dan bermain bersama di teras rumah. Mereka terlihat sedang memainkan sebuah permainan yg mereka sebut dengan 'anak-anakan'. Ada yg jadi ibu, ada yg jadi ayah, ada yg jadi anak, bahkan ada pula yg jadi kakek dan juga neneknya. Mereka seolah sedang mengapresiasikan arti cinta dalam sebuah keluarga. Lalu karena penasaran sayapun mencoba mendekati mereka dan memberi mereka satu pertanyaan.

Apa sih arti cinta menurut kalian??

Simaklah apa jawaban yg saya dapat dari mereka berikut ini,

Devi, 8 tahun,
"cinta itu adalah ketika Ibu sedang terbaring pusing (sakit) dan Ayah sibuk memasak mie instan untuk saya dan kemudian membuatkan teh pahit untuknya."

Shinta, 5 tahun,
"cinta itu adalah ketika saya sedang menangis dan kemudian kakak saya memberikan sebagian kue yg sedang dimakannya"

Lia, 6 tahun,
"cinta itu adalah ketika Ibu saya membuatkan kopi untuk Ayah dan dia menyesapnya terlebih dahulu untuk memastikan rasanya enak"

Shasa, 7 tahun,
"cinta itu adalah ketika nenek saya yg sudah tidak bisa membungkuk lagi untuk merapikan kuku kakinya dan lalu kakek membantu merapikan dan bahkan mengecatkannya sekalian"

Viko, 8 tahun,
"cinta itu adalah ketika Mama sadar bahwa Papa sedang berkeringat, kotor dan bau tapi masih juga mengatakannya lebih tampan daripada Mike Lewis"

Yup... cinta memang relatif.
mereka yg tidak menyukainya menyebutnya tanggung jawab...
mereka yg bermain dengannya menyebutnya sebuah permainan...
mereka yg tidak memilikinya menyebutnya sebuah impian...
mereka yg mencintai menyebutnya takdir...

kadang Tuhan yg mengetahui yg terbaik, akan memberi kesusahan untuk menguji kita...
kadang Ia pun melukai hati, supaya hikmah-Nya bisa tertanam dalam-dalam...
jika kita kehilangan cinta, maka pasti ada alasan di baliknya...
alasan yg kadang sulit untuk dimengerti.
namun kita tetap harus percaya bahwa ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yg lebih baik...
tunggulah saat-saat itu tiba.

mengapa menunggu??
karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa...
karena walaupun kita ingin cepat-cepat, kita tidak ingin sembrono...
karena walaupun kita ingin segera menemukan orang yg kita cintai, kita tidak ingin kehilangan jati diri kita dalam proses pencarian itu...

jika ingin berlari, belajarlah berjalan duhulu...
jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu...
jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu...
pada akhirnya, lebih baik menunggu orang yg kita inginkan, daripada memilih apa yg ada...
tetap lebih baik menunggu orang yg kita cintai, daripada memuaskan diri dengan apa yg ada...
tetap lebih baik menunggu orang yg tepat, sebab hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yg salah...
karena menunggu mempunyai tujuan yg mulia dan misterius...

bunga tidak mekar dalam waktu semalam...
kota Roma tidak dibangun dalam sehari...
kehidupan dirajut dalam rahim selama sembilan bulan...
cinta yg agung terus tumbuh selama kehidupan...
kebanyakan hal yg indah dalam hidup memerlukan waktu yg lama...
dan penantian kita tidaklah sia-sia...
walaupun menunggu membutuhkan banyak hal, iman, keberanian dan pengharapan...
penantian menjanjikan satu hal yg tidak dapat seorangpun bayangkan pada akhirnya...
Tuhan dalam segala hikmah-Nya, meminta kita menunggu karena alasan yg penting...

So... apa arti cinta menurut kalian??


sumber :DUDUNG.NET

Apakah Cinta Itu??

Hari minggu kemarin kebetulan teman-teman anak gadis saya sedang berkumpul dan bermain bersama di teras rumah. Mereka terlihat sedang memainkan sebuah permainan yg mereka sebut dengan 'anak-anakan'. Ada yg jadi ibu, ada yg jadi ayah, ada yg jadi anak, bahkan ada pula yg jadi kakek dan juga neneknya. Mereka seolah sedang mengapresiasikan arti cinta dalam sebuah keluarga. Lalu karena penasaran sayapun mencoba mendekati mereka dan memberi mereka satu pertanyaan.

Apa sih arti cinta menurut kalian??

Simaklah apa jawaban yg saya dapat dari mereka berikut ini,

Devi, 8 tahun,
"cinta itu adalah ketika Ibu sedang terbaring pusing (sakit) dan Ayah sibuk memasak mie instan untuk saya dan kemudian membuatkan teh pahit untuknya."

Shinta, 5 tahun,
"cinta itu adalah ketika saya sedang menangis dan kemudian kakak saya memberikan sebagian kue yg sedang dimakannya"

Lia, 6 tahun,
"cinta itu adalah ketika Ibu saya membuatkan kopi untuk Ayah dan dia menyesapnya terlebih dahulu untuk memastikan rasanya enak"

Shasa, 7 tahun,
"cinta itu adalah ketika nenek saya yg sudah tidak bisa membungkuk lagi untuk merapikan kuku kakinya dan lalu kakek membantu merapikan dan bahkan mengecatkannya sekalian"

Viko, 8 tahun,
"cinta itu adalah ketika Mama sadar bahwa Papa sedang berkeringat, kotor dan bau tapi masih juga mengatakannya lebih tampan daripada Mike Lewis"

Yup... cinta memang relatif.
mereka yg tidak menyukainya menyebutnya tanggung jawab...
mereka yg bermain dengannya menyebutnya sebuah permainan...
mereka yg tidak memilikinya menyebutnya sebuah impian...
mereka yg mencintai menyebutnya takdir...

kadang Tuhan yg mengetahui yg terbaik, akan memberi kesusahan untuk menguji kita...
kadang Ia pun melukai hati, supaya hikmah-Nya bisa tertanam dalam-dalam...
jika kita kehilangan cinta, maka pasti ada alasan di baliknya...
alasan yg kadang sulit untuk dimengerti.
namun kita tetap harus percaya bahwa ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yg lebih baik...
tunggulah saat-saat itu tiba.

mengapa menunggu??
karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa...
karena walaupun kita ingin cepat-cepat, kita tidak ingin sembrono...
karena walaupun kita ingin segera menemukan orang yg kita cintai, kita tidak ingin kehilangan jati diri kita dalam proses pencarian itu...

jika ingin berlari, belajarlah berjalan duhulu...
jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu...
jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu...
pada akhirnya, lebih baik menunggu orang yg kita inginkan, daripada memilih apa yg ada...
tetap lebih baik menunggu orang yg kita cintai, daripada memuaskan diri dengan apa yg ada...
tetap lebih baik menunggu orang yg tepat, sebab hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yg salah...
karena menunggu mempunyai tujuan yg mulia dan misterius...

bunga tidak mekar dalam waktu semalam...
kota Roma tidak dibangun dalam sehari...
kehidupan dirajut dalam rahim selama sembilan bulan...
cinta yg agung terus tumbuh selama kehidupan...
kebanyakan hal yg indah dalam hidup memerlukan waktu yg lama...
dan penantian kita tidaklah sia-sia...
walaupun menunggu membutuhkan banyak hal, iman, keberanian dan pengharapan...
penantian menjanjikan satu hal yg tidak dapat seorangpun bayangkan pada akhirnya...
Tuhan dalam segala hikmah-Nya, meminta kita menunggu karena alasan yg penting...

So... apa arti cinta menurut kalian??Share/Save/Bookmark Subscribe

Apakah Cinta Itu??

Hari minggu kemarin kebetulan teman-teman anak gadis saya sedang berkumpul dan bermain bersama di teras rumah. Mereka terlihat sedang memainkan sebuah permainan yg mereka sebut dengan 'anak-anakan'. Ada yg jadi ibu, ada yg jadi ayah, ada yg jadi anak, bahkan ada pula yg jadi kakek dan juga neneknya. Mereka seolah sedang mengapresiasikan arti cinta dalam sebuah keluarga. Lalu karena penasaran sayapun mencoba mendekati mereka dan memberi mereka satu pertanyaan.

Apa sih arti cinta menurut kalian??

Simaklah apa jawaban yg saya dapat dari mereka berikut ini,

Devi, 8 tahun,
"cinta itu adalah ketika Ibu sedang terbaring pusing (sakit) dan Ayah sibuk memasak mie instan untuk saya dan kemudian membuatkan teh pahit untuknya."

Shinta, 5 tahun,
"cinta itu adalah ketika saya sedang menangis dan kemudian kakak saya memberikan sebagian kue yg sedang dimakannya"

Lia, 6 tahun,
"cinta itu adalah ketika Ibu saya membuatkan kopi untuk Ayah dan dia menyesapnya terlebih dahulu untuk memastikan rasanya enak"

Shasa, 7 tahun,
"cinta itu adalah ketika nenek saya yg sudah tidak bisa membungkuk lagi untuk merapikan kuku kakinya dan lalu kakek membantu merapikan dan bahkan mengecatkannya sekalian"

Viko, 8 tahun,
"cinta itu adalah ketika Mama sadar bahwa Papa sedang berkeringat, kotor dan bau tapi masih juga mengatakannya lebih tampan daripada Mike Lewis"

Yup... cinta memang relatif.
mereka yg tidak menyukainya menyebutnya tanggung jawab...
mereka yg bermain dengannya menyebutnya sebuah permainan...
mereka yg tidak memilikinya menyebutnya sebuah impian...
mereka yg mencintai menyebutnya takdir...

kadang Tuhan yg mengetahui yg terbaik, akan memberi kesusahan untuk menguji kita...
kadang Ia pun melukai hati, supaya hikmah-Nya bisa tertanam dalam-dalam...
jika kita kehilangan cinta, maka pasti ada alasan di baliknya...
alasan yg kadang sulit untuk dimengerti.
namun kita tetap harus percaya bahwa ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yg lebih baik...
tunggulah saat-saat itu tiba.

mengapa menunggu??
karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa...
karena walaupun kita ingin cepat-cepat, kita tidak ingin sembrono...
karena walaupun kita ingin segera menemukan orang yg kita cintai, kita tidak ingin kehilangan jati diri kita dalam proses pencarian itu...

jika ingin berlari, belajarlah berjalan duhulu...
jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu...
jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu...
pada akhirnya, lebih baik menunggu orang yg kita inginkan, daripada memilih apa yg ada...
tetap lebih baik menunggu orang yg kita cintai, daripada memuaskan diri dengan apa yg ada...
tetap lebih baik menunggu orang yg tepat, sebab hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yg salah...
karena menunggu mempunyai tujuan yg mulia dan misterius...

bunga tidak mekar dalam waktu semalam...
kota Roma tidak dibangun dalam sehari...
kehidupan dirajut dalam rahim selama sembilan bulan...
cinta yg agung terus tumbuh selama kehidupan...
kebanyakan hal yg indah dalam hidup memerlukan waktu yg lama...
dan penantian kita tidaklah sia-sia...
walaupun menunggu membutuhkan banyak hal, iman, keberanian dan pengharapan...
penantian menjanjikan satu hal yg tidak dapat seorangpun bayangkan pada akhirnya...
Tuhan dalam segala hikmah-Nya, meminta kita menunggu karena alasan yg penting...

So... apa arti cinta menurut kalian??Share/Save/Bookmark Subscribe

Coba Kalian Simak Ini Baik-baik..!

Sahabatku semua, berikut ini saya tuliskan beberapa TANTRA TOTEM KEBERUNTUNGAN CHINA, yg saya ambil dari email kiriman teman saya, Si Sinyo Keputih. Mungkin kalian ndak percaya dengan ini semua, tapi cobalah simak, nasehat yg terkandung di dalamnya yg memang sangat luar biasa. Bacalah sampai habis, dan kalian pasti akan belajar sesuatu darinya..!

SATU
Berikan mereka lebih dari yg mereka harapkan dan lakukan itu dengan senang hati.

DUA
Menikahlah dengan seseorang yg kalian cintai, karna ketika kalian beranjak tua, maka apapun percakapan yg kalian lakukan, itu akan menjadi lebih penting daripada hal yg paling penting sekalipun.

TIGA
Jangan percaya dengan apa yg kalian dengar, selama kalian mau, habiskan saja apa yg kalian miliki. Pengin tidur? tidur aja semaumu. Renungkan kata-kata diatas..!

EMPAT
Seriuslah ketika kalian bilang, "aku mencintaimu.."
Jangan pernah main-main dengan CINTA..!

LIMA
Ketika kalian ucapkan, "maafkan aku", tatap mata orang itu..!

ENAM
Bertunanganlah sedikitnya tiga bulan sebelum kalian menikah.

TUJUH
Percayalah pada cinta padangan pertama.

DELAPAN
Jangan tertawakan atau remehkan impian orang karna orang yg ndak punya impian adalah miskin.

SEMBILAN
Cintailah dengan mendalam dan bergairah. Mungkin suatu saat kalian akan terluka, tapi inilah satu-satunya cara untuk menjalani hidup yg sebenarnya.

SEPULUH
Jangan pernah menyebut nama ketika terjadi pertengkaran.

SEBELAS
Jangan menilai orang karena dengan siapa mereka berteman.

DUABELAS
Bicaralah pelan tapi berpikirlah cepat.

TIGABELAS
Ketika seseorang mengajukan pertanyaan yg kalian sendiri ndak ingin menjawabnya, tersenyumlah dan tanyakan, "kenapa anda ingin tahu?"

EMPATBELAS
Ingat bahwa cinta dan kesuksesan besar itu, membutuhkan pengorbanan.

LIMABELAS
Ucapkan "berkah bagimu" saat kalian mendengar orang bersin.

ENAMBELAS
Ketika kalian kalah, jangan lupakan pelajaran yg telah kalian dapatkan dari kekalahan itu.

TUJUHBELAS
Hargai diri sendiri, hargai orang lain dan bertanggung-jawablah pada semua apa yg telah kalian lakukan.

DELAPANBELAS
Jangan biarkan pertengkaran kecil merusak persahabatan yg besar.

SEMBILANBELAS
Ketika kalian sadar telah berbuat kesalahan, ambil langkah segera untuk memperbaikinya.

DUAPULUH
Tersenyumlah saat menerima telepon karna penelpon akan mendengarnya dari nada suara kalian.

DUAPULUH SATU
Habiskan waktu sendirimu, karna sekarang inilah bagian yg paling MENYENANGKAN dalam hidupmu..!

DUAPULUH DUA
Jangan pernah lupa untuk menulis komen setelah selesai membaca..! (hehee... yg ini tambahan dari saya)
Yo wis sana ndang komeng..!Share/Save/Bookmark Subscribe

Bacalah ini, Anakku...!

Anakku... dulu Ibumu melahirkan kamu sambil menangis kesakitan, masihkah kamu tega menyakitinya?
Masih mampukah kamu tertawa melihat penderitaannya?
Mencaci makinya?
Melawannya?
Memukulnya? Mengacuhkannya?
Meninggalkannya?

Ibu kamu tak pernah mengeluh membersihkan kotoran kamu waktu kamu masih kecil, memberikan air susunya waktu kamu masih bayi, mencuci pakaian kotor kamu, menahan derita dan menggendong kamu sendirian.

Anakku... di saat ibumu tidur, coba kamu lihat kantung matanya dan kamu perhatikan bibir tuanya. Bayangkan bagaimana jika mata itu takkan terbuka lagi untuk selamanya, tangan itu tak dapat lagi menghapuskan air mata dan mulut itu tiada lagi mengucap nasihat yg selalu kamu abaikan...?
Bayangkan jika saat ini Ibu kamu sudah tiada... apakah selama ini kamu sudah cukup membahagiakannya...?
Apakah kamu pernah berfikir bahwa betapa besar pengorbanannya untukmu, semenjak kamu masih berada di dalam perutnya...?
Itupun kalau kamu sayang dengan Ibumu dan mau mendengarkan nasihatku ini.
Ingat-ingatlah lima aturan sederhana untuk menjadi bahagia berikut ini :

- Bebaskan hatimu dari rasa benci.
- Bebaskan pikiranmu dari segala kekhawatiran.
- Hiduplah dengan sederhana.
- Berikan lebih banyak (give more) tapi jangan terlalu banyak mengharap (expect less).

Sadarilah bahwa di dunia ini terlalu sedikit anak yang mau berkorban demi Ibunya, tapi tahukah kamu bahwa justru beliaulah satu-satunya orang yg bersedia mati untuk melahirkan kamu.Share/Save/Bookmark Subscribe

Perpisahan Abadi Dengan Sahabat Lama



Alkisah....Suatu hari di suatu masa, seorang kakek tua yang menunggu hari-hari terakhir dalam hidupnya, sedang berbaring dan tidur sendiri di ranjangnya. Namun entah apa sebabnya tiba-tiba dia terbangun. Dia seperti melihat sekelompok bayangan berdiri di sekitar tempat tidurnya.
Meskipun wajah-wajah mereka nampak tenang dan penuh kasih sayang, akan tetapi raut kesedihan jelas sekli terpancar dari sudut-sudut matanya. Kakek tua itu bingung. Sambil menatap bayangan-bayangan itu, ia tersenyum lemah dan kemudian berbisik lirih,
"Kalian pasti teman-teman dari masa kanak-kanak saya yang datang untuk mengucapkan selamat jalan. Saya sangat berterima kasih atas kedatangan kalian."

Mendengar kata kakek itu, salah satu dari mereka mendekat ke ranjang lalu duduk dan memegang tangan kakek itu sambil berkata,
"yahh... betul sekali kawan... Kami adalah para sahabatmu yang terkarib dan tertua. Tapi sejak dulu engkau selalu meninggalkan kami. Kami adalah harapan-harapan, impian-impian dan rencana-rencana yang pernah engkau rasakan secara mendalam di hati, akan tetapi tak pernah engkau kejar dan engkau wujudkan.
Kami adalah talenta-talenta unik yang tak pernah engkau asah, bakat-bakat istimewa yang tak pernah engkau gali.
Sahabat lamaku.... kami datang bukan untuk menghiburmu. Akan tetapi kami datang untuk meninggal bersamamu."####Share/Save/Bookmark Subscribe

Pelajaran Hidup Di Balik Sebuah Penyesalan

Sahabatku semua... hidup ini layaknya kita berdiri dalam sebuah kubus kecil yg berada di tengah kubus yg lain yg lebih besar, yg mana kubus tersebut juga berada di tengah-tengah kubus lainnya yg lebih besar lagi dan semakin lebih besar lagi, demikian seterusnya hingga kubus-kubus tersebut membentuk suatu jenjang bertingkat yg harus kita daki satu demi satu, agar kita mampu berada pada satu tingkat yg lebih tinggi dari sebelumnya. Kita harus mampu mendakinya setingkat demi setingkat dengan penuh asa dan harapan. Jangan pernah pedulikan rasa malas dan berat hati yg seolah membebani langkah kita dalam mencapai puncak tingkatan yg paling tinggi.

Yup... sebelum kita lanjutkan membahas tentang topik ini, ijinkanlah saya untuk terlebih dahulu memajang award keren yg saya dapat dari Mbak Reni berikut ini.
Keren kan awardnya? Terimakasih Mbak sudah mau berbagi.
hmmmm... persahabatan memang indah.

Baiklah....
waktu yg berlalu... terasa begitu cepat. Sepertinya baru kemarin saya berusia kanak-kanak, sedang bersepeda ria di sekitar halaman rumah. Hingga akhirnya, ketika menginjak usia 20 tahun, saya memutuskan untuk menjalin sebuah hubungan. Saya berniat untuk menikah (meski pada kenyataannya baru 4 tahun kemudian terealisasi), dan waktu itu saya juga memutuskan untuk berhenti sekolah. Semua karena terkendala oleh biaya. Saya pikir, bukankah akan lebih menjamin kalau uangnya saya pakai untuk berbisnis saja daripada untuk biaya kuliah yg begitu mahal. Saya pikir dengan sedikit tambahan modal uang hasil pinjaman, saya akan berhasil menjadi pengusaha mandiri ketika saya menginjak usia 30 tahunan. Atau setidak-tidaknya usia 35 tahun lah. Namun apa realitanya? segala sesuatu ternyata tidak berjalan mulus seperti rencana. Semua bergerak di luar batas kendali. Saya telah gagal. Hanya penyesalan yg saya rasa dan yg masih tersisa saat ini.

Tapi...
setelah saya kaji lebih dalam lagi, akhirnya saya pun bisa menemukan satu pelajaran hidup yg begitu luar biasa yg intinya, janganlah kita terburu-buru dalam menentukan sebuah keputusan. Cermati dulu semua dalam-dalam. Amati prospek ke depannya. Lihat kembali semuanya dari segala sudut pandang. Apa yg ada pada sisi positifnya dan apa juga yg ada pada sisi sebaliknya. Dan inilah yg dapat saya simpulkan saat ini. Saat dimana saya sudah mulai beranjak tua.

Mungkin memang harus ada beberapa hal yg sebaiknya saya tekankan pada diri saya waktu itu, ketika sedang berusia 20 tahunan. Apa itu??

- Selesaikan dulu pendidikan..!
Jangan pernah berhenti. Mungkin ada rasa bosan, tapi jangan sampai kita berada pada situasi dimana kita sangat tidak nyaman dengan pekerjaan kita sekarang, tapi kita juga tidak dapat berhenti melakoninya.
Menyelesaikan gelar sarjana akan membukakan kita pintu terhadap lebih banyak kesempatan.

- Uang tidak akan membusuk, simpanlah..!
Mulailah berinvestasi sejak dini. Hitung lagi, berapa banyak barang yg kita miliki untuk menunjukkan jumlah uang yg kita habiskan semasa sekolah dan kuliah? Coba jika dulu kita investasikan separuhnya saja, pasti kita akan memiliki banyak pada masa kita tua. Berinvestasilah sejak dini.

- Jangan menempati rumah pertama yg kita lihat tapi tempatilah rumah yg paling sederhana dengan lingkungan yg paling baik..!

- Bangunlah sebuah kebiasaan untuk hidup sesuai anggaran..!
Hal penting yg harus kita ingat adalah, hidup sesuai anggaran tidak akan memenjarakan atau membatasi kita, tapi itu justru untuk memastikan kebebasan kita suatu saat nanti.

- Belajarlah untuk bernegosiasi dalam segala hal..!
Belajar negosiasi akan menyelamatkan anggaran kita dalam jumlah besar. Selalu siap untuk belajar dan keluar dari situasi dan kondisi apapun.

- Waktu berkualitas di kantor memang penting, namun jumlah waktu kita di rumah lah yg lebih penting..!
Bos kita tidak akan pernah peduli dengan keluarga kita. Tapi keluarga akan tetap ada setelah kita lama meninggalkan pekerjaan kita. Jadi sebaiknya utamakan keluarga.

- Jangan dengarkan mereka yg mengatakan bahwa ada jalan singkat menuju kesuksesan..!
Kesuksesan tercipta karena kita berhasil menawarkan sesuatu yg menarik dan bernilai kepada mereka yg memintanya. Pelajaran penting disini adalah, cari tahulah permintaan yg belum dipenuhi dan pelajari bagaimana cara untuk memenuhinya.

- Pastikan pasangaan kita memiliki nilai yg sama dengan diri kita..!
Hal yang satu ini dapat menjadi penentu kebahagiaan kita. Bicarakanlah dengan pasangan, nilai yg penting pada kehidupan kita yg harus diajarkan kepada anak-anak, walaupun kita tidak berencana untuk memilikinya.

- Belajarlah membangun jaringan..!
Belajarlah untuk terus berhubungan dengan teman lama. Belajarlah untuk meminta pertolongan tanpa terlihat sedang melakukannya. Lihatlah bagaimana orang lain membangun jaringan. Ingat... yg penting adalah bukan apa yg kita ketahui, tetapi apa yg dapat kita lakukan dengan apa yg sudah kita ketahui itu. Dan yg lebih penting lagi, bukan siapa yg kita kenal, melainkan siapa saja yg telah mengenal kita. Ingat itu..! Belajarlah untuk membangun jaringan tanpa mengharapkan imbalan.

- Never accept a job just because the pay is higher..!
Jangan pernah menerima sebuah pekerjaan hanya karena ia memiliki bayaran yg lebih tinggi. Hidup ini bukan hanya tentang uang, uang, uang dan uang.

- Percaya tapi juga pastikan..!
Kita dapat percaya dengan apa yg diajarkan, kita dapat percaya dengan apa yg kita dengar dan kita dapat dengan mudah percaya pada apa yg kita baca sewaktu kecil. Tapi sekarang kita harus terus melakukan pengecekan terhadap referensi-referensi yg mungkin kita terima. Tanyakan dulu beberapa pertanyaan, dengar jawabannya baik-baik dan cari tahu juga apa jawabannya itu benar. Janganlah menjadi seorang yg gampang menerima, tapi pastikan dulu segala sesuatunya. Dalam artian, pastikan kita sadar bahwa kita sedang berurusan dengan siapa dan apa pula motivasinya.

Silakan dipelajari..! Mungkin ada satu atau dua kalimat yg dapat kalian terapkan.
Semoga kesuksesan menyertai Anda..! Keep spirit and Be A Great PersonShare/Save/Bookmark Subscribe

Petuah Cinta Untukmu

Berikut ini saya tuliskan beberapa kalimat petuah cinta yg saya kumpulkan dari berbagai sumber. Saya yakin pasti diantara kalian ada yg sedang membutuhkan kalimat-kalimat berikut, silakan disimak baik-baik.

Mungkin akan tiba saatnya kamu akan berhenti mencintai seseorang, bukan karena orang itu berhenti mencintai kita, melainkan kita menyadari bahwa memang orang itu akan lebih berbahagia apabila kita rela melepaskannya. Namun, bila kamu benar-benar mencintainya, jangan pernah sekalipun melepaskannya. Bila dia tidak membalasmu, barangkali dia tengah ragu dan mencari. Jangan percaya bahwa melepaskan berarti kamu benar-benar mencintai tanpa suatu balasan, mengapa tidak berjuang demi CINTAmu? Mungkin itulah CINTA sejatimu.

Sebab kadang kala, orang yang paling mencintaimu adalah orang yang tidak pernah menyatakan CINTA padamu karena takut kamu berpaling dan memberi jarak. Dan bila suatu saat dia pergi, maka kamu akan menyadari bahwa dia adalah CINTA yang tak pernah kamu sadari. Mengapa kamu tidak mengungkapkan CINTAmu bila kamu memang mencintainya, meski kamupun tak tahu apakah CINTA itu ada juga padanya?

Persahabatan itu suatu hal yang mengesankan dan harus dipertahankan jika memang sudah sepadan. Seperti kata-kata berikut: CINTA tidak akan pernah begitu indah, jika tanpa persahabatan, yang satu selalu menjadi penyebab yang lain, dan prosesnya adalah tidak dapat diubah. Seorang peCINTA yang terbaik adalah sahabat yang terhebat.

Jika kamu mencintai seseorang, janganlah kamu berharap bahwa seseorang itu akan mencintai kamu persis sebaliknya dalam kapasitas yang sama. Satu di antara kalian akan memberikan lebih, yang lain akan dirasa kurang. Begitu juga dengan CINTA : kamu akan mencari dan yang lain akan menanti. Jangan pernah takut untuk jatuh CINTA. Awal-awal mungkin akan terasa sedikit menyakitkan, dan mungkin akan meyebabkan kamu kecewa dan menderita. Tapi jika kamu tidak mengikuti kata hati, maka pada akhirnya kamu akan menangis, jauh lebih perih, karena saat itu kamu akan menyadari bahwa kamu tidak pernah memberinya lebih.

CINTA itu membuat jalan. CINTA itu bukan sekedar perasaan, tapi sebuah komitmen. Perasaan bisa datang dan pergi begitu saja. Tapi tidak dengan CINTA. CINTA tidak harus berakhir bahagia, karena CINTA memang tak akan pernah berakhir. CINTA sejati dapat mendengar apa yang tidak dikatakan, dan memberi apa yang tidak dijelaskan. Sebab CINTA tidak datang dari bibir dan lidah ataupun pikiran, melainkan dari hati.
Ketika kamu menCINTAi, dan kamu menganggab apapun sebagai imbalan, itu artinya kamu bukan menCINTAI, melainkan investasi. Jika kamu menCINTAi, maka kamu harus siap menerima penderitaan. Karena jika kamu mengharapkan kebahagiaan, itu berarti kamu bukan menCINTAI, melainkan memanfaatkan.

Satu lagi. Lebih baik kehilangan harga diri dan egomu bersama seseorang yang kamu CINTAi, daripada harus kehilangan seseorang yang kamu CINTAi hanya karena egomu yang tak berguna itu. Ingat...! Jangan menCINTAi seseorang seperti bunga, karena bunga akan mati di kala musim berganti, tapi CINTAilah mereka seperti sungai, sebab sungai itu mengalir selamanya.

Terakhir yang perlu kamu ingat, CINTA mungkin akan meninggalkan hatimu bagai kepingan-kepingan kaca, tapi tancapkan dalam pikiranmu bahwa ada seseorang yang bersedia untuk menambal lukamu itu dengan mengumpulkan kepingan-kepingan pecahan kaca itu, sehingga kamu akan menjadi utuh kembali.

Mencintai Sesuatu Karena Allah

Di sisa akhir malam aku terjaga..
di gelapnya pekat aku tak lagi terlelap...
di ujung sajadah ini aku terdiam....
di atas tembikar pandan aku tersadar...

Apalah arti sebuah kilau kecantikan, jika hanya kan menipu syahwat kaum adam...
apalah arti sebuah gemilang kecerdasan, jika hanya kan mengantar kita terpuruk pada keangkuhan...
apalah arti sebuah kekayaan, jika hanya kan membuat kepala kita mendongak tegak...

Semuanya itu nantinya pasti kan sirna...
dan semua hanyalah kan sia-sia jika cinta dan kasih yang sesungguhnya tak mampu membuatnya sempurna... Janganlah kamu mencintainya karena sesuatu, tapi cintailah sesuatu itu karena Allah....
Hanya karena Allah..
Sahabatku sekalian... hari ini saya akan kembali menuliskan satu kisah cinta yg saya rangkum dari cerita nyata yg pernah ditayangkan di salah satu stasiun TV swasta Indonesia. Saya yakin kisah ini pasti bisa menjadi bekal maupun tauladan bagi kalian dalam mengarungi kehidupan cinta di dunia ini. Inilah salah satu contoh cinta sejati, yg mana ianya tak akan pernah mati walau apapun yg telah dan pasti akan terjadi.

Pesan saya, jangan pernah melewatkan satu katapun dalam membaca kisah ini. Sebab kalau itu kalian lakukan, saya yakin, kalian pasti akan membaca ulang kisah ini dari awal.

contoh suami sejati

Sore itu seperti biasa, beliau pulang dari kerja dan langsung bergegas menuju kamar utama. Dimana seorang wanita paruh baya tengah tergolek lemah di sana tanpa daya. Mata layunya menatap cemas ke daun pintu yg belum terbuka sepenuhnya.
Dilihat dari usianya, beliau ini sudah tidak bisa dikatakan muda lagi, usia yg sudah senja dan bahkan sudah menapaki malam gulita.
Adalah Bapak Suyatno, 58 tahun, yg kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yg sedang sakit. Usia perkawinan mereka kurang lebih sudah menginjak tahun yg ke 32. Dan dari perkawinan itu, mereka sudah dikaruniai empat orang putra.

Sahabatku sekalian... dari sinilah awal cobaan itu menerpa. Beberapa hari setelah melahirkan anak yg ke empat, tiba-tiba kedua kaki istrinya lumpuh dan tak bisa digerakkan lagi. Awalnya dikira mungkin itu hanya sementara dan pasti akan segera membaik setelah melewati beberapa upaya penyembuhan. Tapi ternyata Allah berkehendak lain. Sebulan dua bulan, setahun dua tahun berlalu, bukan makin membaik tapi justru semakin parah. Menginjak tahun ketiga seluruh tubuh istrinya menjadi lemah dan bahkan terasa seperti tidak bertulang sama sekali. Lidahnyapun sudah ndak bisa digerakkan lagi. Setiap hari dengan penuh keikhlasan, Pak Suyatno mengangkat, memandikan, membersihkan kotoran, mendandani, menyuapi dan lalu membaringkan kembali istrinya ke atas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia menggeser meja TV persis menghadap istrinya agar istrinya ndak merasa kesepian.
Walau istrinya tak mampu bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum lemah.
Untunglah tempat usaha Pak Suyatno ini ndak begitu jauh dari rumahnya, sehingga siangnya dia selalu menyempatkan diri untuk pulang menyuapi istrinya makan siang. Sore harinya ketika pulang dari kerja, dia langsung memandikan, mengganti pakaian dan mendandani istrinya. Selepas maghrib dia temani istrinya nonton TV sambil menceritakan apa saja yg dia alami seharian tadi. Meski sang istri hanya bisa memandang dan tak bisa menanggapi, namun Pak Suyatno sudah cukup senang dengan keadaan seperti itu, bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap hendak berangkat tidur.
Rutinitas seperti ini sudah dilakukannya kurang lebih selama 25 tahunan. Dengan penuh kesabaran Pak Suyatno merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka. Dan Alhamdulillah sekarang anak-anak mereka sudah tumbuh dewasa, hidup berumah tangga. Tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari yg mungkin sudah mereka rencanakan, sambil menjenguk ibunya, ke empat anak Pak Suyatno berkumpul di rumah orang tuanya. Karena semenjak mereka menikah, masing-masing sudah tinggal bersama keluarganya. Si Bungsupun harus tinggal di kota lain untuk melanjutkan kuliahnya. Dan Pak Suyatno memutuskan, Ibu mereka dia yg akan merawatnya sendiri. Yang dia inginkan hanya satu, semua anak-anaknya menjadi orang yg berhasil.

Ditengah perbincangan mereka, dengan kalimat yg cukup hati-hati Si Sulung berkata,

"Pak... kami pengin banget merawat Ibu. Semenjak kami kecil, kami selalu melihat Bapak merawat Ibu. Dan selama itu pula tak ada sedikitpun keluhan maupun ketidak-ikhlasan yg keluar dari bibir Bapak, bahkan Bapak tidak mengijinkan kami menjaga Ibu".

Dengan air mata berlinang anak yg kedua melanjutkan,

"sudah yg kesekian kalinya kami mengijinkan Bapak untuk menikah lagi, kami rasa Ibupun akan mengijinkannya. Kapan Bapak akan menikmati masa tua Bapak kalau Bapak selalu menghabiskan waktu dengan berkorban seperti ini? Kami sudah ndak tega melihat Bapak. Kami janji, kami akan merawat Ibu sebaik-baiknya secara bergantian".

Sesaat Pak Suyatno terdiam... menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan-pelan. Jari-jarinya tak pernah berhenti mengusap, menyibakkan anak rambut yg menempel di kening istrinya. Matanya menatap jauh ke luar jendela yg terbuka, kemudian menunduk memandang lagi ke wajah istrinya yg terbaring lemah di pangkuannya. Dengan penuh keyakinan dia lalu menjawab,
dan Sahabatku sekalian... sungguh ini adalah jawaban yg sama sekali tidak pernah kita duga sebelumnya.

"Anak-anakku semua... jika perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk mengejar nafsu, mungkin Bapak sudah menikah lagi dan meninggalkan Ibumu sejak dulu, tapi ketahuilah, dengan adanya Ibu kalian disamping Bapak, itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian...."
sejenak kerongkongannya tersekat lalu melanjutkan,
"kalian yg selalu Kami rindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargainya dengan apapun juga. Coba kalian tanya Ibumu, apakah dia menginginkan keadaanya menjadi seperti sekarang ini ?
Kalian menginginkan Bapak bahagia, apakah batin Bapak bisa bahagia meninggalkan Ibumu dalam keadaannya sekarang?
Kalian menginginkan Bapak yg masih diberi Allah kesehatan, dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan Ibumu yg masih sakit?"

Serentak lalu meledaklah tangis keempat anak Pak Suyatno di atas tubuh layu Ibunya. Menyaksikan itu semua, Pak Suyatnopun tak mampu lagi menyembunyikan air matanya. Begitupun istrinya, butiran-butiran kecil terlihat jelas menetes jatuh dari kedua sudut matanya. Dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu... entah apa yg bisa dia katakan andaikan dia mampu berkata.

Pak Suyatnopun membiarkan saja semua itu terjadi. Dan masih di sela-sela tangis istri dan keempat anaknya, dia melanjutkan, berkata-kata entah ditujukan kepada siapa. Matanya menerawang jauh melintasi masa lalu yg tak mungkin dapat kembali.

"Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya,
tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran dan perhatian, itu semua adalah sebuah kesia-siaan. Saya sendiri yg dulu memilih dia menjadi pendamping hidup. Sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan sepenuh hati dan batinnya, bukan hanya dengan matanya. Dan dia memberikan saya empat orang anak yg lucu-lucu... Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama. Saya terima itu sebagai ujian buat saya, mampukah saya memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya..? Selamanya..? Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia dalam sakit seperti ini...."

Sahabatku sekalian... demikianlah akhirnya... Pak Suyatnopun memutuskan akan tetap merawat istrinya sampai kapanpun juga. Dia rela menghabiskan sisa hidupnya dalam keadaan seperti itu demi untuk sang istri tercinta. Subhanallah...
Semoga kita semua mampu mengambil satu hikmah dari kisah nyata di atas.
Satu pesan dari saya, love your couple... love your wife… love your husband… love your kids... with all of your heart and soul.
Saya yakin kalian semua mengerti apa yg saya maksud. Cuma sekarang satu pertanyaannya, mampukah kita mencintai suami atau istri kita tanpa batas..???
Jawabannya ada di hati kita masing-masing.

Kisah Nyata Cinta : Mampukah Kita Mencintai Suami/Istri Kita Tanpa Batas?

Sahabatku sekalian... hari ini saya akan kembali menuliskan satu kisah cinta yg saya rangkum dari cerita nyata yg pernah ditayangkan di salah satu stasiun TV swasta Indonesia. Saya yakin kisah ini pasti bisa menjadi bekal maupun tauladan bagi kalian dalam mengarungi kehidupan cinta di dunia ini. Inilah salah satu contoh cinta sejati, yg mana ianya tak akan pernah mati walau apapun yg telah dan pasti akan terjadi.

Pesan saya, jangan pernah melewatkan satu katapun dalam membaca kisah ini. Sebab kalau itu kalian lakukan, saya yakin, kalian pasti akan membaca ulang kisah ini dari awal.

contoh suami sejati

Sore itu seperti biasa, beliau pulang dari kerja dan langsung bergegas menuju kamar utama. Dimana seorang wanita paruh baya tengah tergolek lemah di sana tanpa daya. Mata layunya menatap cemas ke daun pintu yg belum terbuka sepenuhnya.
Dilihat dari usianya, beliau ini sudah tidak bisa dikatakan muda lagi, usia yg sudah senja dan bahkan sudah menapaki malam gulita.
Adalah Bapak Suyatno, 58 tahun, yg kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yg sedang sakit. Usia perkawinan mereka kurang lebih sudah menginjak tahun yg ke 32. Dan dari perkawinan itu, mereka sudah dikaruniai empat orang putra.

Sahabatku sekalian... dari sinilah awal cobaan itu menerpa. Beberapa hari setelah melahirkan anak yg ke empat, tiba-tiba kedua kaki istrinya lumpuh dan tak bisa digerakkan lagi. Awalnya dikira mungkin itu hanya sementara dan pasti akan segera membaik setelah melewati beberapa upaya penyembuhan. Tapi ternyata Allah berkehendak lain. Sebulan dua bulan, setahun dua tahun berlalu, bukan makin membaik tapi justru semakin parah. Menginjak tahun ketiga seluruh tubuh istrinya menjadi lemah dan bahkan terasa seperti tidak bertulang sama sekali. Lidahnyapun sudah ndak bisa digerakkan lagi. Setiap hari dengan penuh keikhlasan, Pak Suyatno mengangkat, memandikan, membersihkan kotoran, mendandani, menyuapi dan lalu membaringkan kembali istrinya ke atas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia menggeser meja TV persis menghadap istrinya agar istrinya ndak merasa kesepian.
Walau istrinya tak mampu bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum lemah.
Untunglah tempat usaha Pak Suyatno ini ndak begitu jauh dari rumahnya, sehingga siangnya dia selalu menyempatkan diri untuk pulang menyuapi istrinya makan siang. Sore harinya ketika pulang dari kerja, dia langsung memandikan, mengganti pakaian dan mendandani istrinya. Selepas maghrib dia temani istrinya nonton TV sambil menceritakan apa saja yg dia alami seharian tadi. Meski sang istri hanya bisa memandang dan tak bisa menanggapi, namun Pak Suyatno sudah cukup senang dengan keadaan seperti itu, bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap hendak berangkat tidur.
Rutinitas seperti ini sudah dilakukannya kurang lebih selama 25 tahunan. Dengan penuh kesabaran Pak Suyatno merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka. Dan Alhamdulillah sekarang anak-anak mereka sudah tumbuh dewasa, hidup berumah tangga. Tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari yg mungkin sudah mereka rencanakan, sambil menjenguk ibunya, ke empat anak Pak Suyatno berkumpul di rumah orang tuanya. Karena semenjak mereka menikah, masing-masing sudah tinggal bersama keluarganya. Si Bungsupun harus tinggal di kota lain untuk melanjutkan kuliahnya. Dan Pak Suyatno memutuskan, Ibu mereka dia yg akan merawatnya sendiri. Yang dia inginkan hanya satu, semua anak-anaknya menjadi orang yg berhasil.

Ditengah perbincangan mereka, dengan kalimat yg cukup hati-hati Si Sulung berkata,

"Pak... kami pengin banget merawat Ibu. Semenjak kami kecil, kami selalu melihat Bapak merawat Ibu. Dan selama itu pula tak ada sedikitpun keluhan maupun ketidak-ikhlasan yg keluar dari bibir Bapak, bahkan Bapak tidak mengijinkan kami menjaga Ibu".

Dengan air mata berlinang anak yg kedua melanjutkan,

"sudah yg kesekian kalinya kami mengijinkan Bapak untuk menikah lagi, kami rasa Ibupun akan mengijinkannya. Kapan Bapak akan menikmati masa tua Bapak kalau Bapak selalu menghabiskan waktu dengan berkorban seperti ini? Kami sudah ndak tega melihat Bapak. Kami janji, kami akan merawat Ibu sebaik-baiknya secara bergantian".

Sesaat Pak Suyatno terdiam... menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan-pelan. Jari-jarinya tak pernah berhenti mengusap, menyibakkan anak rambut yg menempel di kening istrinya. Matanya menatap jauh ke luar jendela yg terbuka, kemudian menunduk memandang lagi ke wajah istrinya yg terbaring lemah di pangkuannya. Dengan penuh keyakinan dia lalu menjawab,
dan Sahabatku sekalian... sungguh ini adalah jawaban yg sama sekali tidak pernah kita duga sebelumnya.

"Anak-anakku semua... jika perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk mengejar nafsu, mungkin Bapak sudah menikah lagi dan meninggalkan Ibumu sejak dulu, tapi ketahuilah, dengan adanya Ibu kalian disamping Bapak, itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian...."
sejenak kerongkongannya tersekat lalu melanjutkan,
"kalian yg selalu Kami rindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargainya dengan apapun juga. Coba kalian tanya Ibumu, apakah dia menginginkan keadaanya menjadi seperti sekarang ini ?
Kalian menginginkan Bapak bahagia, apakah batin Bapak bisa bahagia meninggalkan Ibumu dalam keadaannya sekarang?
Kalian menginginkan Bapak yg masih diberi Allah kesehatan, dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan Ibumu yg masih sakit?"

Serentak lalu meledaklah tangis keempat anak Pak Suyatno di atas tubuh layu Ibunya. Menyaksikan itu semua, Pak Suyatnopun tak mampu lagi menyembunyikan air matanya. Begitupun istrinya, butiran-butiran kecil terlihat jelas menetes jatuh dari kedua sudut matanya. Dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu... entah apa yg bisa dia katakan andaikan dia mampu berkata.

Pak Suyatnopun membiarkan saja semua itu terjadi. Dan masih di sela-sela tangis istri dan keempat anaknya, dia melanjutkan, berkata-kata entah ditujukan kepada siapa. Matanya menerawang jauh melintasi masa lalu yg tak mungkin dapat kembali.

"Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya,
tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran dan perhatian, itu semua adalah sebuah kesia-siaan. Saya sendiri yg dulu memilih dia menjadi pendamping hidup. Sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan sepenuh hati dan batinnya, bukan hanya dengan matanya. Dan dia memberikan saya empat orang anak yg lucu-lucu... Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama. Saya terima itu sebagai ujian buat saya, mampukah saya memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya..? Selamanya..? Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia dalam sakit seperti ini...."

Sahabatku sekalian... demikianlah akhirnya... Pak Suyatnopun memutuskan akan tetap merawat istrinya sampai kapanpun juga. Dia rela menghabiskan sisa hidupnya dalam keadaan seperti itu demi untuk sang istri tercinta. Subhanallah...
Semoga kita semua mampu mengambil satu hikmah dari kisah nyata di atas.
Satu pesan dari saya, love your couple... love your wife… love your husband… love your kids... with all of your heart and soul.
Saya yakin kalian semua mengerti apa yg saya maksud. Cuma sekarang satu pertanyaannya, mampukah kita mencintai suami atau istri kita tanpa batas..???
Jawabannya ada di hati kita masing-masing.